|
Menu Close Menu

Dari Hutan Ke Senayan, Untold History Of Ir H Nur Yasin, MBA (Bagian-3)

Kamis, 17 Juni 2021 | 06.06 WIB



Oleh: Moch Eksan


MENDIRIKAN PERUSAHAAN SENDIRI

Opini- Peristiwa ketiga, Pak Yasin mengundurkan diri dari   perusahaan asal Denmark dan mendirikan perusahaan sendiri. Banyak koleganya yang heran penuh tanya. Apa alasan yang melatari ia melepaskan promosi jabatan sebagai direktur marketing di PT Kampsax Indonesia. Selidik temu selidik, ternyata ia berencana mendirikan perusahan konsultan manajemen dan engineering sendiri.


Di perusahaan asal, Pak Yasin mendapatkan gaji dolar, asuransi full cover, mobil, supir, satpam, bonus dan lainnya sebagainya. Terasa hidup sangat enak dengan segala fasilitas yang disiapkan oleh perusahaan. Tapi dalam batinnya memberontak. Apa yang akan dicari dalam hidup ini. Sementara yang ditunggu hanya kematian.


Pak Yasin ingin mendapatkan nilai lebih. Bukan semata material yang dicari tapi kepuasan batin dapat memberikan banyak manfaat terhadap orang lain. Apalagi, ia menyadari betul, di perusahaan asing karirnya sudah mentok. Sebagai orang Indonesia, tak mungkin lagi naik jabatannya. Jabatan level tertinggi pasti dari orang asing asal perusahaan tersebut.


Beberapa minggu setelah hengkang pada 1989, Pak Yasin menghadap bos PT Kampsax Indonesia, Petersen namanya. Ia menjelaskan apa adanya soal alasan mundur dan obsesinya untuk mendirikan perseroan terbatas (PT) sendiri. 


Petersen yang biasa dipanggil Per diajak bergabung oleh Pak Yasin dalam perusahaan baru itu. Bos Bule ini tak langsung mengiyakan dan meminta waktu untuk berfikir. Keesokan harinya, ia menerima telepon dari mantan bosnya, dan mengabarkan bahwa siap ikut menanam saham.


Ada lagi teman seusia Pak Yasin dari alumni UGM yang turut bergabung di perusahaan tersebut, namanya Suandriyo. Seorang  bagian penagihan invoice dan jago lobi di PT Kompsax Indonesia.


Akhirnya pada awal 1990, berdirilah PT Kogas Driyap Konsultan. Sebuah perusahaan konsultan nasional yang bergerak di bidang manajemen dan engineering hasil kongsi usaha 3 orang di atas.


Driyap merupakan singkatan dari Suandriyo, Yasin dan Petersen. Perusahaan ini dipimpin langsung oleh Pak Yasin sebagai Presiden Direktur. Tak kurang dari 11 tahun lebih mengomandani perusahaan ini. Sampai beranak pinak menjadi 24 perusahaan.


Pak Yasin mengembangkan PT Kogas Driyap Konsultan dengan keringat dan air mata. Sebagai sebuah usaha, sudah pasti ada kisah jatuh bangun. Pernah suatu ketika perusahaan yang sudah menangani ratusan proyek, tetiba ada yang mau membajak. Beruntung niat busuk itu terdeteksi dari awal, sehingga ia membuat trik dengan memberikan kebebasan bagi para ahli untuk mengembangkan anak perusahaan di bawah naungan Kogas Group.


Kebijakan ini yang menjadi latar belakang lahirnya anak-anak perusahaan. Dari 24 anak perusahaan, yang masih aktif ada 17 perusahaan dan sisanya ditidurkan karena mismanagement akibat terjadi penyimpangan keuangan.


Dalam pandangan Pak Yasin, membangun perusahaan yang baik tidaklah mudah. Tak cukup hanya berbekal modal, sumberdaya manusia unggul dan profesional, portofolio usaha yang baik, tapi mengharuskan corporate culture yang baik pula. Ia telah membuktikan PT Kogas Driyap Konsultan banyak dipercaya sebagai mitra manajemen dan engineering pemerintah pusat dan daerah.


Hari ini, perusahaan konsultan nasional 3 sekawan ini telah mengderivasi usaha konsultasinya di banyak bidang. Antara lain:


(1) Surveying dan Mapping; (2) Pengembangan Kelembagaan dan Keuangan; (3) Pendidikan dan Pelatihan Manajemen; (4) Perencanaan Kota dan Wilayah; (5) Transportasi dan Komunikasi; (6) Lingkungan, Pertanian dan Pembangunan Pedesaan; (7) Industri dan Bangunan; (8) Pertambangan dan Energi; dan (9) Sistem Informasi.


Selain PT Kogas Driyap Konsultan berkantor pusat di Graha Simatupang Tower IIB Lt. 2 Jl. TB Simatupang Kav. 38, Jakarta-12540. Studio: Jl. Jati Padang Raya No. 41 Jakarta Selatan-12540,Telp: 021-7817707, dan Email: info@kogas.co.id, juga memiliki dua cabang.


Masing-masing, kantor cabang di Jayapura (Provinsi Papua) dan Mataram (Provinsi Nusa Tenggara Barat). Pembukaan dua cabang ini untuk meningkatkan wilayah pelayanan konsultasi. Mengingat perusahaan ini sudah berusia lebih dari 30 tahun, melayani 100 klien, menangani 200 proyek dan memiliki 1000 lebih tenaga ahli.


Pak Yasin sejak menjadi anggota DPR RI Periode 2009-2014, sudah tak berkecimpung langsung dengan manajemen perusahaan. Semua urusan hidup matinya perusahaan diserahkan sepunuhnya pada manajemen profesional lulusan dari perguruan tinggi yang berpengalaman luas serta berdedikasi untuk memberikan pelayanan terbaik dalam konsultasi.


Apalagi PT Kogas Driyap Konsultan sudah berstandar internasional dalam memberikan pelayanan. Seperti: Standar Internasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 sejak tahun 2003. Pada tahun 2018, standar itu ditingkatkan menjadi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, serta OHSAS 18001 oleh Lloyd's.


Pak Yasin meninggalkan perusahaan dalam kondisi sangat baik. Bahkan, pada puncak karir sebagai presiden direktur Kogas Group, bahkan para direktur di bawahnya mau membelikan rumah di Pondok Indah. Namun, rencana ini ditolaknya. Ia memilih tetap tinggal di rumah perjuangan Bintaro Jaya.


Dari putera puteri Pak Yasin, hanya Adit saja yang bergabung meneruskan perjuangan di perusahaan. Sementara Fajar memilih membangun perusahaan sendiri, dan Mega merasa nyaman sebagai ibu rumah tangga.


Memang, Pak Yasin telah berhasil membangun good corporate governance, balanced scorecard, human capital competencies, strategi pemasaran paling kontemporer, sebagaimama pendapat Djokosantoso Moeljono dan Stave Sudjatmiko pada pengantar buku Corporate Culture-Challenge To Excellence. Tapi karena nasib lagi apes. Perusahan ini sempat ditimpa masalah hukum yang serius.


Direktur PT Kogas Driyap Konsultan, Yenni Resti Rostiana yang menggantikan Pak Yasin pada 2001, terseret kasus korupsi banjir bandang Manado 2014. Sampai sekarang kasus ini masih berjalan secara hukum. Sungguh ironis, perusahaan konsultan yang telah menyelamatkan uang negara Rp 30,6 miliar dalam proyek recovery pasca banjir bandang, justru mengalami kriminalisasi.


Sebagai perusahaan konsultan perencanaan, tugasnya hanya melakukan verifikasi, validasi dan uji publik terhadap rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir. Hasil tim Yenni justru telah berhasil mengepras data awal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Semula 3.501 rumah yang berhak menerima bantuan, namun setelah disurvey hanya 2.030 saja yang layak menerima. Meski pagu dana dari Kementerian Keuangan sebanyak 3.018 rumah.


Kasus yang menjerat Yenni merupakan ujian terberat dari sejarah perjalanan perusahaan. Semua manajemen memberi bantuan penuh. Bantuan hukum diberikan full oleh perusahaan selama proses hukum berjalan dengan keyakinan, badai pasti berlalu.


Sesungguhnya, Pak Yasin sendiri tak tahu menahu soal kasus hukum di atas. Apalagi ia sudah keluar total dari manajemen perusahaan sedari 12 tahun lalu. Sebagai pejabat publik, ia tetap mempercayakan kasus yang menjerat Yenni pada proses hukum yang berlaku. 


Pak Yasin sedikit pun tak menggunakan jabatannya sebagai anggota DPR RI untuk mempengaruhi proses hukum yang berjalan. Integritas diri tetap ia jaga sebagai profesional yang cerdas dan amanah.


*Moch Eksan, Pendiri Eksan Institute.

Bagikan:

Komentar