|
Menu Close Menu

Perempuan Tani HKTI Jatim : Peran Petani Lokal Sangat Penting Untuk Keberlangsungan Negeri

Senin, 21 Juni 2021 | 09.08 WIB

Lia Istifhama, Ketua DPD Perempuan HKTI Jawa Timur saat hadir dalam acara Tanam Padi Bersama di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Surabaya-
DPD Perempuan Tani HKTI Jawa Timur terus bergerak ke berbagai daerah untuk melakukan penanaman padi, Panin bersama, serta berbagai kegiatan pertanian lainnya. 


Menurut Lia Istifhama, selaku Ketua DPD PT HKTI Perempuan Jawa Timur, hal tersebut sebagai upaya mewujudkan Jatim Bangkit, sebagai mana menjadi spirit Jawa Timur yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. 


Terbaru, Perempuan Tani HKTI dengan Ketua Umum Dian Novita Susanto, melakukan tanam padi bersama di Desa Bokor, Kabupaten Malang Jawa Timur. Kamis (17/06/2021). Kegiatan tersebut terselenggara berkat kerjasama Kelompok Tani Subur Desa Bokor, DPD Pertani HKTI Jatim, DPC Pertani HKTI Kabupaten Malang, dan PT. Tunas Harmoni Abadi (Pupuk Cair Biotani).



Ning Lia, sapaan akrab Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, yang secara langsung melakukan tanam padi, menyampaikan kesannya dengan spirit perjuangan petani. Doktoral UINSA yang saat itu didampingi pengurus Pertani HKTI Jatim Siti Fatimah Kurniasari, juga menyebutkan tagline ‘selamatkan pertanian, selamatkan kehidupan’.


“Kami merasakan sendiri, betapa tidak mudahnya profesi seorang petani," tukas Ning Lia.



Petani kata peraih penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2020 Versi ForKom Jurnalis Nahdliyin ini harus sabar, kuat fisiknya, dan berani menghadapi kendala apapun selama proses tanam hingga panen. Sebab, bila tidak ada mereka yang masih setia berjuang, maka anak cucu kita makan apa? Kalau mengandalkan impor, berarti menunda spirit swasembada dan kemandirian pangan. " Oleh sebab itu, peran petani lokal sangat penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan di negeri ini," tandasnya. 


Sedangkan Yuliana, Ketua DPC Kabupaten Malang, menjelaskan bahwa banyak kelompok tani yang mengharapkan pendampingan.


“Kami memang memiliki beberapa petani binaan selain petani desa Bokor. Dan untuk saat ini, banyak petani yang menanti kehadiran Perempuan Tani HKTI Jawa Timur dan DPC Kabupaten Malang. Kami bersyukur meski secara swadaya, masih tetap bisa bersinergi untuk turun ke kelompok tani-kelompok tani," terang Yuliana.


Dalam kesempatan tersebut, juga berlangsung diskusi dengan petani. Ada beberapa hal yang disampaikan petani, diantaranya yaitu mengenai ketidakseimbangan antara biaya selama tanam padi hingga panen dengan pendapatan yang diterima saat panen dan problem penyimpanan hasil panen saat terjadi musim panen (surplus gabah).


Tentunya, persoalan pangsa pasar juga menjadi problem mereka setiap panen. Bahkan, mereka mengeluhkan tempat penggilingan gabah yang tidak mudah didapat kecuali dengan cara menjual gabah besar dengan harga anjlok. Diantara permasalahan yang dihadapi petani, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah peningkatan produktivitas pertanian.


Selain yang dilakukan di Kabupaten Malang tersebut, organisasi yang telah meraih 2 penghargaan saat 2020 lalu, yaitu Perempuan Tani propinsi terbaik se Indonesia dan Penggerak Perempuan Bidang Pertanian oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Jawa Timur tersebut, juga kerap kali melakukan tanam padi maupun panen bareng petani, baik sinergi dengan Perempuan Tani tingkat DPC maupun dengan kelompok tani secara langsung. Beberapa Kabupaten/Kota yang pernah dilakukan giat tersebut, antara lain Mojokerto, Lamongan, dan Pasuruan. (Red)

Bagikan:

Komentar