|
Menu Close Menu

Dukung Statemen Gus Yahya Terkait NU Bukan Alat Politik PKB, Begini Penjelasan Ketua MA IPNU Jatim

Minggu, 09 Januari 2022 | 06.36 WIB

Muzammil Syafi'i, Ketua MA IPNU Jatim. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menyatakan NU tak boleh jadi alat politik parpol manapun, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). " Relasi NU dengan PKB saya kira alami sekali, karena dulu PKB sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PBNU, itu satu hal. Tapi, sekali lagi tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB," kata Gus Yahya.


Ia tidak menampik bahwa memang PBNU memiliki hubungan erat dengan PKB. Namun, hal itu tidak serta-merta membuat PBNU menjadi alat pemenangan PKB. 


Disamping itu Gus Yahya juga mengatakan bahwa " saya juga tidak mau PBNU ada yang Capres atau Cawapres di 2024 mendatang " tegasnya. 


Pernyataan tersebut mendapat sambutan positif dari  Ketua Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (MA IPNU)  Jawa Jawa Timur H.Muzammil Syafi'i. Pria yang akrab disapa Buya Muzammil ini mendukung terkait Statemen Ketua Umum PBNU terpilih bahwa NU Bukan Alat Politik satu partai, tetapi NU milik semua partai yang ada di Indonesia. " Saya sangat setuju dengan pendapat Gus Yahya bahwa NU itu milik semua partai bukan satu partai,"  tukas Wakil Bupati Pasuruan periode 2003-2008. Sabtu, (09/01/2022).


Pihaknya  menjelaskan bahwa bijak sekali jika NU kembali ke Khittah 1926, bahwa NU tidak kemana-mana tapi NU ada dimana-mana. NU mengutamakan politik kebangsaan, bukan condong kepada salah satu golongan. 


Muzammil mencontohkan Pilkada, bahwa ada beberapa kandidat bertarung dari berbagai partai, disana lebih bijak jika NU tidak mendukung salah satu kandidat tetapi memberi perlindungan kepada semuanya. Dalam artian menghormati perbedaan, memberikan pengarahan atau pembinaan agar tidak terjadi gesekan ditengah masyarakat karena beda pilihan.


Tapi sebaliknya, jika NU condong kepada satu partai itu yang bikin prihatin. Karena NU adalah ormas terbesar di Dunia, sementara NU kesanya condong kepada salah satu partai. 


" NU milik kita semua, milik semua partai bukan untuk satu partai," pungkas Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim ini. (Red).

Bagikan:

Komentar