|
Menu Close Menu

Spirit Nilai Perjuangan Gus Dur Menjadi Modal Perangi Radikalisme dan Intoleransi

Sabtu, 28 Mei 2022 | 23.05 WIB

 

Dialog Kebangsaan DPW BariKade Gus Dur Provinsi Jawa Timur di Gedung Islamic Center Surabaya. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Masih maraknya gerakan radikalisme dan intoleransi yang cenderung mengganggu persatuan dan kesatuan Bangsa menjadi perhatian serius dari kalangan loyalis mantan Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.


Sebagai langkah serius untuk menangkal gerakan tersebut, DPW BariKade Gus Dur Jawa Timur menggelar dialog kebangsaan jaga toleransi dan tolak radikalisme dalam acara halal bi halal di Gedung Islamic Center, Sabtu (28/5/22).


Dengan tema ‘Menjaga Toleransi dan Menolak Radikalisme Menuju Indonesia Maju’, DPW BariKade Gus Dur mengajak saling menguatkan antar sesama manusia, tanpa memandang ras, suku, dan agama.


Ketua DPW BariKade Gus Dur Jatim, Ahmad Arizal dalam sambutannya mengatakan, bahwa organisasi Barikade Gus Dur ini, bukan organisasi abal-abal atau hoax, dan sudah terdaftar di Pemerintahan serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL).


“Kami akan mengadakan acara seperti ini, road show hingga bulan September,” katanya.


Arizal menambahkan, dengan adanya Barikade Gus Dur, semua hal yang diinginkan dan cita-cita Gus Dur, InsyaAllah akan tercapai secara perlahan-lahan.

Pemateri pertama, disampaikan oleh Waketum DPP BariKade Gus Dur, Sudarsono Rahman dengan materi Toleransi mencegah Radikalisme.


“Toleransi adalah sebuah sikap, yang menghargai dan menghormati perbedaan antar umat manusia. Yang artinya, kemampuan seseorang memperlakukan orang lain dengan berbeda,” tutur Cak Dar sebutan akrab Sudarsono Rahman.


“Radikalisme adalah orang yang mendukung suatu perubahan politik atau perubahan sosial secara menyeluruh,” paparnya.


Cak Dar menyampaikan, bahwa radikalisme merupakan paham atau keyakinan untuk pembaharuan dengan cara kekerasan dan cenderung ekstrim.


“Untuk menjaga toleransi dan menolak radikalisme, Pemerintahan serta Ormas harus sering-sering mengingatkan dan mengadakan seminar-seminar,” harap Cak Dar.


“Ketika keberagaman sedang di hancurkan oleh sikap intoleran dan radikal, saat semangat persatuan dirobek-robek oleh egoisme kelompok dan fanatisme sempit, maka kita perlu menyegarkan kembali spirit nilai perjuangan  Gus Dur,” tutupnya.


Sementara pemateri kedua, AKBP Agus Prasetyo, perwakilan dari Polda Jatim mengatakan, toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati sesama, seperti yang disampaikan pemateri pertama.


Agus menambahkan, sedang radikalisme memiliki ciri-ciri, yaitu tidak mau bergaul, menghabiskan waktu dengan kelompok sendiri, dan mempermasalahkan perbedaan, memutuskan tali silaturahmi.


“Dalam penelitian terdapat 85 persen milenial terpapar paham radikalisme, melalui berita hoax dan medsos,” katanya.


“Untuk menjaga toleransi dan mencegah radikalisme, mari kita bersama-sama mengingatkan sesama dan membatasi dalam menggunakan HP serta medsos,” pesannya.


Lebih lanjut, pemateri ketiga, Pembina BariKade Gus Dur Jatim, H. Akhmad Khoiri Mahfud, dalam memberikan materi Kebangsaan.


“Indonesia memiliki 17.504 Pulau, 1340 Suku, 6 Kepercayaan dan Agama, 718 Bahasa, dan 300 Kelompok Etnik,” ucapnya.


H. Khoiri mengatakan, bahwa tantangan wawasan kebangsaan ialah, Intoleransi, Khilafah, Politik Identitas, Hoax, Radikalisme, Terorisme.


“Wawasan Kebangsaan, akan menjadi kunci kesamaan dalam menghadapi tantangan Bangsa Indonesia, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Juga menjadi penguat Kebhinekaan-toleransi dan Nasionalisme ditengah tantangan disrupsi dan globalisasi peradaban,” tutup H. Khoiri.


Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 180 peserta dari berbagai kalangan. Tidak hanya itu, sebagai bentuk keseriusan, setelah di Surabaya, DPW BariKade Gus Dur Jawa Timur juga akan menggelar kegiatan serupa di Jember, Malang, Kediri, Madiun, Lamongan, dan Madura.


Kegiatan itu dilaksanakan bekerjasama dengan Bakspangpol Provinsi Jawa Timur. Hadir, sekaligus membuka dialog Kebangsaan perwakilan dari Bakspangpol Jatim, Johan Fitriadi, STP, M.Si. (Had).

Bagikan:

Komentar