|
Menu Close Menu

Lima Perspektif Kiai Hasyim Asy'ari Menurut Alumni Tebuireng

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 07.08 WIB

Prof Nur Kholis melakukan kajian perspektif KH Hasyim Asy'ari bersama Ikapete Jogjakarta dan Himasakti. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya-Hadratussyaikh Kiai Haji Hasyim Asy'ari tak sekedar pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di dunia. Tapi ia juga tokoh besar dengan pemikiran besar yang memberi kontribusi besar bagi bangsa ini. Setidaknya ada 5 perspektif tentang Mbah Hasyim.


Kesimpulan itu disampaikan dari hasil diskusi yang dilakukan oleh alumni santri Tebuireng yang tergabung dalam Lembaga Kajian Strategis Pemikiran Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan Kebangsaan bersama Himpunan Mahasiswa Santri Tebuireng (Himasakti) di Jogjakarta, 5 Agustus 2022.


"Ada lima perspektif tentang KH Hasyim Asy'ari yang kami kaji dan gali. Ini adalah sumbangsih Hadratussyaikh pada bangsa ini," kata Prof. Dr. Phil. HM. Nur Kholis Setiawan, M.A, Ketua Lembaga Kajian Strategis Pemikiran Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan Kebangsaan, Jumat (05/08/2022).


Alumnus Pasca Sarjana program Islamic Studies di Leiden University, Belanda ini menguraikan, lima perspektif KH Hasyim Asy'ari itu adalah pendidikan, pemberdayaan masyarakat, kajian keislaman, politik kebangsaan dan internasional.


Nur Kholis menjelaskan antara perspektif satu dengan yang lain ada irisan-irisan yang saling menyambung. Dengan ketokohannya, Mbah Hasyim lewat Tebuireng mencetak kiai-kiai besar dan berpengaruh.


"Kalau kita bedah dari perspektif pendidikan, Tebuireng adalah pencetak kiai-kiai berpengaruh yang melakukan pemberdayaan kepada masyarakat. Ini tentu saling tersambung, dengan perspektif lain," ujarnya.


Presidium Nasional Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) ini mengatakan lima perspektif ini meski dikaji terpisah tapi sejatinya saling tersambung. Ini adalah sebagian kecil dari buah pemikiran Mbah Hasyim yang bisa dicatat dan dikaji.


Guru Besar Fakultas Ushuludin Adab dan

Humaniora, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto ini menambahkan, masih banyak rekam jejak dan pemikiran Hadratussyaikh Kiai Haji Hasyim Asy'ari yang harus digali. Untuk kemudian dikaji dan didokumentasikan sebagai bagian dari literasi sejarah.


"Resolusi jihad adalah salah satu sumbangsih Mbah Hasyim pada bangsa ini, sehingga melahirkan peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 yang fenomenal. Lewat momentum 10 Nopember ini eksistensi Indonesia diakui oleh dunia internasional hingga hari ini," pungkasnya. (Red).

Bagikan:

Komentar