|
Menu Close Menu

Ikut Sikapi Tragedi Kanjuruhan, BEM Pesantren Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang

Minggu, 02 Oktober 2022 | 21.26 WIB

Presidium Nasional Halaqoh BEM Pesantren Se Indonesia, Muhammad Naqib Abdullah. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Saat ini sepak bola Indonesia kembali mengalami tregedi paling mengerikan dalam sejarah. Tewasnya ratusan  orang  supporter dari klub sepak bola Indonesia Arema FC membuat luka yang dalam bagi dunia sepak bola Indonesia.


Tragedi ini diawali dengan rasa kekecewaan dari supporter Arema FC yang tim kesayangannya sedang mengalami kekalahan pasca pertandingannya melawan Persebaya FC. (1/10/2022)


Melihat kericuhan yang terjadi di lapangan, sehingga pihak kepolisian menembakkan gas air mata seperti terlihat dalam beberapa video amatir. 


Akibatnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Menpora dan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1. Dan khusus kepada Kapolri, Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini.


Hal itu mendapat respon dari banyak pihak, mulai dari DPR RI, NU Jatim, Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Jatim, kali ini respon juga datang dari  Presidium Nasional Halaqoh BEM Pesantren Se Indonesia, Muhammad Naqib Abdullah.


“Saya turut prihatin atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang ini. Sebagai aparat kepolisian yang sesungguhnya bertugas untuk memberi keamanan dan mengayomi masyarakat malah terkesan melakukan tindakan represif, ” sambung pria yang akrab disapa  Gus Naqib. (2/10/2022)


Seperti diketahui data sejauh ini, setidaknya ada 174 orang meninggal dan 300 orang terluka pada tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut. Dan data itu bisa saja terus bertambah. 


“Ketidak tegasnya pimpinan kepolisian Daerah Jawa Timur yakni Irjen Nico Afinta dan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dalam memberikan arahan dan instruksi kepada apparat yang di bawahnya, saya mendesak kepada Bapak Kapolri untuk mengevaluasi dan mencopot jabatan mereka. Hal ini sebagai wujud pertanggung jawaban pasca tragedi Kanjuruhan ini,” ujar Gus Naqib.


Menurut Gus Naqib, kejadian itu tidak akan terjadi apabila pihak kepolisian tidak melakukan tindakan  represif terhadap para suporter.


“Saya berharap permasalahan ini segera usai. Keluarga yang ditinggalkan oleh korban semoga diberi ketabahan dan kesabaran. Tidak lupa kepada Bapak Kapolri segera bertindak untuk menuntaskan kasus ini,” tutup Gus Naqib. (Had/Red).

Bagikan:

Komentar