|
Menu Close Menu

Kegiatan Olahraga Bisa Mencegah Radikalisme dan Terorisme

Kamis, 27 Oktober 2022 | 11.11 WIB

Firman Syah Ali, Tokoh Olahraga Jawa Timur saat diwawancara media. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Tokoh Olahraga Jawa Timur Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman Arek Wonocolo menyatakan bahwa kegiatan olahraga sangat penting dalam mencegah radikalisme dan terorisme. Hal ini disampaikan dalam rangka merespon fenomena merebaknya kembali aksi-aksi terorisme baik di dunia nyata maupun dunia maya.


"Kegiatan Olahraga selain bermanfaat untuk kesehatan masyarakat juga bermanfaat untuk penegakan persatuan dan kesatuan bangsa. Ada pendidikan karakter yang sangat kuat dalam kegiatan olahraga, sehingga mendorong para insan olahraga untuk selalu berjiwa sportif, ksatria, patriotis dan nasionalis. Keempat spirit tersebut tentu saja sangat penting  dalam mencegah dan menangkal berkembangnya jiwa radikal di dalam diri generasi penerus bangsa" ucap keponakan Mahfud MD ini.


"Oleh karena itu, marilah kita kembangkan dan tingkatkan semua bentuk kegiatan olahraga di Indonesia, baik olahraga prestasi, olahraga pendidikan maupun olahraga masyarakat,  Terutama sport tourisme yang dapat mendorong tumbuhnya rasa cinta yang luar biasa terhadap kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam" lanjut Pengurus Harian PW LP Ma'arif NU Jatim ini.


Firman menutup statemennya dengan penjelasan bahwa sifat boarderless olahragalah yang menyebabkan insan olahraga dapat menerima keberagaman dengan mudah.


"Olahraga ini merupakan kegiatan yang bersifat borderless. Dengan sifat borderless tersebut terbangunlah jiwa toleran dan moderat dalam diri insan olahraga. Orang toleran dan moderat mudah menerima perbedaan dan keberagaman, tidak anti perbedaan. Tidak sinis kepada orang yang berbeda dan terhadap kelompok minoritas" pungkas Ketua Umum Indonesia Karate Do Jatim ini.


Terkait perkembangan terkini terorisme di Indonesia, baru-baru ini Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Irjen Pol Ibnu Suhaendra menyampaikan bahwa ancaman terorisme dalam kurun waktu 2017 sampai dengan 2022 bergerak fluktuatif.


"Selama lima tahun terakhir, tren ancaman terorisme di Indonesia bergerak secara fluktuatif. Meningkat pada 2019, lalu menurun pada 2020, dan meningkat lagi pada 2022 berdasarkan Laporan GTI tahun 2022," jelas mantan pejabat Densus 88. (Red).

Bagikan:

Komentar