|
Menu Close Menu

Mengenal Sosok Dwi Laily Sukmawati, Putri Madura yang Menjabat Kepala Kantor Bahasa Bengkulu

Selasa, 10 Januari 2023 | 15.17 WIB

Dwi Laily Sukmawati, Kepala Kantor  Bahasa Provinsi Bengkulu. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Perempuan identik dengan Dapur, Kasur, Sumur. Tapi itu tidak berlaku bagi pemilik nama lengkap Dwi Laily Sukmawati. Perempuan berparas cantik kelahiran Sampang, Madura, 10 Oktober 1982 ini memilih menjadi wanita karir dengan tanpa meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Ia mengabdi di jalur birokrasi dengan memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2006 menjadi tenaga teknis. 


Karir perempuan yang akrab disapa Lely di ASN semakin moncer. Tahun 2011, Lely diangkat menjadi Tenaga Fungsional Penerjemah di bawah naungan Sekretariat Kabinet. Hingga tahun 2022, Lely mendapatkan amanah sebagai Penerjemah Ahli Madya. 


Ternyata, kinerja dan kiprahnya di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mendapatkan apresiasi, terbukti sejak Mei 2022, alumni SMUN 3 Pamekasan ini dipercaya untuk sebagai Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu. 


Sejak memimpin Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, anak kedua dari tiga bersaudara ini langsung tancap gas. Alumni Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Negeri Surabaya dan Ilmu Linguistik Universitas Airlangga dalam kepemimpinannya memiliki visi CERIA yaitu Cerdas, Edukatif, Responsif, Inovatif, dan Akuntabel.


Lely berharap nilai-nilai CERIA bisa diterapkan oleh pegawai KBP Bengkulu. KBP Bengkulu adalah lembaga yang memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan lebih maju lagi mengingat sumber daya manusia yang dimiliki oleh KBP Bengkulu adalah jiwa-jiwa muda yang enerjik.


“Saya ingin KBP Bengkulu menjadi lebih maju dan CERIA seperti jargon yang saya ciptakan.” tandas Ibu dari Ranti Nur Syahira dan Panca Satria Lesmana ini, saat berbincang dengan Lensajatim.id. Selasa, (10/01/2023).


Saat disinggung soal pilihannya menjadi seorang ASN, Istri Aiptu. Pujianto bercerita bahwa dirinya juga tidak pernah menyangka. Sebelum menjadi ASN, Lely pernah bergabung di televisi lokal Jawa Timur (Jatim) yaitu JTV menjadi pewara sekaligus redaktur di salah satu program acara stasiun televisi tersebut. Lely juga menjadi penerjemah dan pewara berbahasa Madura sejak 2011--Mei 2022 di Stasiun TVRI Jawa Timur.


“Menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah suatu hal yang tidak pernah saya sangka-sangka sebelumnya, mengingat latar belakang pendidikan saya yang pada awalnya saya pikir akan sulit untuk diterima di lembaga pemerintahan, akan tetapi sekali lagi kita bersyukur dan menjalani segala ketetapan Allah dengan sepenuh hati maka insyaallah kita akan mendapatkan rezeki yang tidak pernah kita duga sebelumnya," ungkapnya. 


Menjadi seorang ASN di Balai Bahasa lanjut Lely telah memberikan pengalaman yang tidak pernah dirinya bayangkan sebelumnya. Salah satunya, dirinya mengaku pernah menjadi menjadi Ahli Bahasa pada persidangan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2017 dan menjadi Ahli Bahasa di Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Daerah Provinsi Bali.


 “Saya diminta mewakili Balai Bahasa Provinsi Jatim untuk menjadi ahli bahasa pada persidangan di KPK yang tersangkanya pejabat tinggi di Jatim, dilema pasti ada karena sama-sama berasal dari satu daerah, namun di sinilah profesionalitas kita diuji dan pastinya jaminan serta perlindungan dari pihak KPK yang membuat saya sedikit tenang," pungkas perempuan cerdas multitalenta ini. (Had/Red).

Bagikan:

Komentar