|
Menu Close Menu

Di Surabaya, Harga Cabai Mulai Merangkak Naik Jelang Bulan Ramadan

Selasa, 07 Maret 2023 | 23.55 WIB

Ilustrasi Karikatur (Dok/Harianbhirawa).


Lensajatim.id, Surabaya- Bulan Ramadan kurang dua pakan lagi. Harga kebutuhan pokok di pasaran seperti cabai rawit  mulai ada kenaikan, tidak hanya itu  persediaan beras Bulog habis.


Menurut Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto , harga cabai merah naik menjadi Rp70 ribu per kilo, dan Rp80 ribu per kilo untuk cabai rawit. Kenaikan ini berkisar antara Rp10-20 ribu di pasaran.



Pihaknya menyebut kenaikan itu karena suplai yang terlambat. Kenaikan harga komoditas holtikultura termasuk cabai, lanjut Devie, akan diatasi dengan kerja sama bersama Pasar Induk Surabaya (PIS).


“Seperti yang saya sampaikan, kebutuhan mulai meningkat. Kemudian suplainya agak sedikit terhambat karena ada fluktuasi cuaca menyebabkan panen cabai agak berubah siklusnya. Untuk komoditas holtikultur, kita mulai kerja sama dengan Pasar Induk Surabaya. Karena teman-teman PIS punya akses langsung ke petani. Jadi mereka punya stok yang bisa digerakkan, kemudian harga relatif lebih bagus karena ambil langsung,” kata Devie, Selasa (7/3/2023), sebagaimana ditulis Suara Surabaya. 


Menurutnya Pemkot Surabaya akan berupaya melakukan stabilisasi pasokan atau stok ke para pedagang untuk menormalkan harga.


“Kita berusaha seperti itu sih, karena kan seperti yang disampaikan tadi, kalau produk holtikultur, itu benar-benar bergantung pada faktor alam. Tapi sebenarnya yang paling penting apakah stoknya ada. Itu yang harus kita pastikan dan kita coba lakukan terus dengan mekanisme kerja sama tadi,” bebernya lagi.


Sementara soal persediaan beras Bulog di Pasar Wonokromo Surabaya yang habis, menurut Devie, bukan terkendala stok. Tapi disebabkan cuaca buruk yang membuat kapal pengangkut beras Bulog tidak bisa bersandar.



“Ini sudah kita coba komunikasikan dengan Bulog. Jadi ada kaitannya dengan kapal yang membawa barang, gak hanya beras. Dua hari lalu, kita komunikasi dengan beberapa produsen minyak. Itu kan gak bisa sandar kapalnya karena arusnya lagi tinggi. Jadi untuk beberapa hari ke depan emang pasokannya agak tersendat,” terangnya.


Termasuk harga telur ayam yang mulai naik meski belum signifikan, lanjut Devie, semuanya akan diatasi dengan melakukan langkah serupa yaitu kerja sama.



“Kita coba lakukan kerja sama plus pemkot sudah melakukan kerja sama dengan beberapa daerah penghasil, seperti di Blitar itu. Kita coba nanti ke depan seperti apa, yang jelas beberapa skema udah kita siapkan termasuk pada saat kita melakukan subsidi angkot. Jadi kita pernah melakukan kasus seperti ini pada saat ada fluktuasi harga. Kita fasilitasi untuk mengambil, jadi ongkos transport bisa kita pangkas dan itu cukp signifikan. Prinsipnya, kita melalukan sama seperti apa yang kita lakukan selama Februari-Maret (operasi pasar beras dan minyak) itu,” jelasnya.


Fluktuasi harga cabai nantinya akan diatasi dengan operasi pasar. Sementara hingga kini Pemkot Surabaya masih menjajaki harga yang cocok dari tengkulak.


“Operasi pasar kita lakukan hampir setiap hari. Itu bisa ada efeknya, nanti kita coba produk holtikultur pada saat kita ketemu harganya. Jadi kita gak mungkin juga kalau mengambil barang dan harganya sama di tingkat pengecer. Kita lagi jajaki supaya harga kulak teman-tema pedagang di pasar ini ketemu dengan harga wajarnya mereka untuk bisa menjual,” tandas Devie.(ss/had/red).

Bagikan:

Komentar