|
Menu Close Menu

Soal Peristiwa Pelanggan Muslim Diberi Daging Babi, Begini Respon GMPI

Selasa, 20 Juni 2023 | 19.07 WIB

Erfandi, Ketua Bidang Hukum GMPI. (Dok/Istimewa).

lensajatim.id Jakarta – Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) angkat bicara soal kasus  viralnya seorang pelanggan muslim di restoran Kemang Jakarta yang diberi daging babi oleh penjual restoran tersebut.


Diketahui sebelumnya, viral sebuah unggahan di media sosial menjadi ramai diperbincangkan netizen. Pasalnya, unggahan itu berisi keluhan seorang pembeli muslim mendapat sajian pasta babi di restoran kawasan Kemang, Jakarta Selatan. 

 

Dari unggahan tersebut bahwa pembeli itu dinarasikan memesan pasta sapi tapi justru diberi pasta babi. Bahkan, dalam unggahan itu menarasikan restoran tersebut adalah Mamma Rosy di Kemang, Jakarta Selatan. 

 

Selain itu, pembeli baru mengetahui makanannya adalah pasta babi saat melihat bill. Hal ini lantaran dalam bill tersebut, makanan yang disajikan di antaranya tertulis 2 Penne Creamy Pork Kids dan Spaghetti Creamy Pork Kids.  Unggahan itu juga menuliskan pihak manajer restoran tak mau menemui pembeli tersebut Luar biasa @mammarosyjkt. 


Saya muslim. Pesan beef dikasih pork. Baru tau setelah selesai makan dan lihat bill. Pas komplain waitressnya bilang 'tapi harganya sama kok bu' wtf! Minta ngomong sama managernya tapi nggak dikasih. Terus katanya mau ditelfon ke ibu Stephanie. Siapapun itu saya nggak dikasih tau itu siapa. Tapi ibunya nggak mau ngomong sama saya dan dia cuma bilang 'kasih aja dessert gratis',"


Pastinya nggak saya terima dan langsung pergi dari situ. Luar biasa Mamma Rosy. Kok nggak ada respect sama sekali ke agama orang ya," demikian tulis unggahan tersebut seperti yang dikutip, Selasa (13/6/2023) malam. 


Namun dalam hal itu, pihak Restoran Mamma Rosy pun buka suara. Pihak restoran mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan pembeli untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.


Pertama-tama saya juga mau secara publik minta maaf untuk customer yang telah terlibat dalam situasi ini dan suaminya, buat kesalahpahaman yang telah terjadi selama di Mamma Rosy selama makan siang atau makan malam ya," kata Chef Manager Mamma Rosy, Stephanie, kepada wartawan di Mamma Rosy, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (13/6/2023). 


Dia menyatakan, permasalahan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dia menuturkan pihaknya meminta maaf kepada pembeli tersebut dan masyarakat Indonesia. 


"Kami mengerti bahwa semua kemarahan dan frustrasi yang telah kami sebabkan dan telah berusaha untuk bicara dengan customer tersebut, dengan suaminya, untuk menerima permintaan maaf kami yang terdalam, yang paling tulus dan bersyukur bahwa masalah ini telah berhasil dipecahkan bersama mereka," ucapnya.


Selain itu, dia menuturkan, pihaknya akan melakukan edukasi dan training ulang untuk semua karyawannya.  Memang, dilihat dalam akun Instagram @mammarosy, kepala waiters restoran tersebut juga telah diberikan surat peringatan pertama akibat insiden tersebut.


"Dengan berjalannya waktu, kami menanggapi masalah ini dengan serius sebagai respon untuk kesalahan kami terutama ya, dan kami mendedikasikan untuk mengedukasi ulang dan men-training ulang para karyawan kami untuk beberapa ketentuan yang sangat straight ya, terutama untuk hal-hal yang most special untuk pencegahan sebelum terjadi sesuatu," katanya


Dia menjelaskan nantinya supervisor maupun manajer restoran akan bersifat terbuka. Dia menyebutkan pihaknya siap memenuhi kebutuhan para pembeli. "Kami juga akan memastikan bahwa di masa akan datang semua supervisor dan manajer kami akan dapat diakses kepada customer untuk semua kebutuhan yang mereka butuhkan," kata Stephanie.


 "Atas nama Mamma Rosy kami juga ingin menyampaikan pernyataan minta maaf kepada customer dan suaminya dan keluarganya, juga kepada seluruh masyarakat Indonesia ya. Yang pastinya mungkin merasa bahwa kejadian ini cukup sensitif ya menyinggung beberapa pihak," sambungnya menjelaskan. 


Lebih lanjut dia menuturkan, bahwa insiden tersebut menjadi bahan evaluasi bagi restoran. Dia mengatakan pihaknya akan memperbaiki pelayanan restoran untuk para pembeli. 


"Kami akan mengambil ini sebagai langkah pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami, dan kami berharap untuk bisa melayani customers kami di masa depan dengan cinta dan dengan perhatian lebih. Karena selama ini, itulah yang kami lakukan dan hanya karena kesalahan inilah kami merasa bahwa kami harus memperbaiki dan pada kemudian hari kami tetap bisa melayani dengan cinta, perhatian dan respek untuk customers. Mohon maaf," ucapnya. 


Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Hukum GMPI, Erfandi mengatakan bahwa sebagai organisasi kepemudaan  kami merasa dilecehkan dengan ulah penjual Mamma Rosy tersebut. Pasalnya, orang muslim yang pesan daging sapi malah dikasih daging Babi.


"Ini jelas dengan sengaja menyakiti umat islam. Apalagi setelah dikomplain jawaban pelayannya menyebut harga daging sapi dan harga daging babi sama kok," jelasnya, Selasa (20/06/2023).


Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa perbuatan tersebut jelas menghina dan mengandung unsur penistaan dan unsur penipuan dalam delik pidana. Selain itu juga melanggar UU Perlindungan Konsumen. 


"Masalah makanan termasuk persoalan yang sangat sensitif bagi orang Islam, dan akan memunculkan reaksi keras dari orang Islam. Untuk itu kami akan laporkan kasus ini ke MUI," paparnya.


"Selain ke MUI kami juga akan melaporkan ke lembaga perlindungan konsumen Indonesia karena kasus ini penjual jelas jelas melanggar prinsip-prinsip dalam perlindungan konsumen," sambungnya.


Selain itu, Dosen Hukum Unusia ini menambahkan, pihaknya akan advokasi sejumlah kasus yang merusak tatanan keberagaman seperti ini. Karena kasus seperti ini akan merusak tenun keberagaman dalam keyakinan dan agama. 


"Jangan sampai kasus seperti ini merusak toleransi yang sudah terbangun baik di Indonesia hanya demi mencari keuntungan semata. Kami GMPI akan memproses kasus  seperti ini dengan membuat laporan sesuai porsinya," tegasnya.


Yang lebih menyakitkan soal respon penjual Mamma Rosy setelah dapat komplain dari pembeli muslim yang mengatakan bahwa harga daging sapi dan daging babi sama harganya. 


Padahal ini bukan  persoalan harga, tapi ini persoalan keyakinan, sehingga kalo ini ada unsur kesengajaan tentunya kami akan melakukan upaya hukum pidana dimana ancamannya 4 tahun penjara sekaligus upaya kompensasi dan ganti rugi. Untuk itu kami akan kordinasi dengan korban," tandasnya. (Zi/Red)

Bagikan:

Komentar