Rocky Gerung saat jadi narasumber dalam diskusi di Unigoro. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Bojonegoro- Rocky Gerung menghadiri undangan dialog yang diselenggarakan oleh Aliansi BEM Bojonegoro (ABB) di Hall Suyitno Universitas Bojonegoro (Unigoro), pada Senin (16/10/23). Akademisi yang terkenal dengan statement kritisnya itu tidak datang sendiri. Dia hadir bersama Saut Situmorang, Refly Harun, Habil Marati, dan Yasin Kara. Forum dialog tersebut dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bojonegoro dan sekitarnya.
Rocky dengan gaya bicaranya yang berapi-api mengajak para mahasiswa Bojonegoro memperhatikan etika politik para politisi saat ini. Menurut dia, keikutsertaan anggota keluarga pejabat pemerintah dalam kontestasi politik dalam waktu dekat ini termasuk melanggar etika politik.
Rocky mempertanyakan, jika pelanggaran etika politik seperti itu tidak diselesaikan maka bagaimana caranya Indonesia bisa mengejar pertumbuhan ekonomi.
“Maka perubahan penting dalam politik harus dicapai. Persyaratan yang dibutuhkan calon pemimpin negeri ini adalah yang punya etika dan intelektualitas. Sangat berbahaya jika memilih orang yang memiliki ambisi politik, namun dikendalikan oleh keluarganya. Elektabilitasnya tinggi, tapi intelektualitasnya rendah,” paparnya.
Rocky menambahkan, gerakan mahasiswa saat ini adalah bentuk inisiasi perubahan. Dia berharap gagasan-gagasan mahasiswa Bojonegoro bisa mempengaruhi masyarakat sekitar.
“Bojonegoro adalah rahim pikiran. Dari sinilah lahir pikiran hebat. Anda disebut Bojonegoro karena layak menjadi pasangan berpikir,” imbuhnya disambut tepuk tangan mahasiswa.
Hal senada juga disampaikan oleh Saut Situmorang. Mantan wakil ketua KPK 2015-2019 ini menuturkan, nilai indeks persepsi korupsi di suatu negara turut mencerminkan integritas kepala negaranya. Dia mewanti-wanti mahasiswa untuk memperhatikan track record calon pemimpin agar selaras dengan misi pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Skor indeks persepsi korupsi di Indonesia tahun lalu hanya 34, dengan skala nol sampai dengan 100. Dengan angka tersebut, siapa yang bisa meyakinkan bahwa tiga calon presiden yang ada saat ini dapat menaikkan skor 34 itu?,” jelasnya.
Dialog yang bertemakan Etika Politik dan Pertumbuhan Ekonomi berlangsung sukses selama dua jam. Presiden BEM Unigoro, Akita Putra Budi S., mengatakan, para mahasiswa telah memanfaatkan ruang dialog ini dengan sebaik-baiknya untuk memperluas wawasan di bidang politik. [*/red]
Komentar