|
Menu Close Menu

Pemerintah Harus Kerja Keras Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan

Minggu, 14 Juli 2024 | 17.00 WIB

 

Nurhadi, Anggota Komisi IX DPR RI. (Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Jakarta- Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Nurhadi tidak mengelak jika peringkat kesehatan dan pendidikan Indonesia mengalami penurunan.


Menurutnya, penurunan kualitas ini tidak terlepas dari kurangnya infrastruktur yang mendukung.


"Menurut saya yang menyebabkan kita masih dinilai lemah adalah ketersediaan infrastruktur di bidang kesehatan dan pendidikan. Karena hal ini merupakan penunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia," ungkap Nurhadi melalui keterangannya, Jumat (12/7/2024). 


Legislator NasDem yang akan kembali duduk di kursi Senayan pada periode 2024-2029 ini menegaskan, penurunan peringkat tersebut menjadi acuan bagi seluruh pihak untuk mereformasi dan mentransformasi dunia kesehatan dan pendidikan bangsa.


Karenanya, pemerintah harus dapat bekerja lebih keras dan serius lagi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa.


"Kita tidak perlu melakukan pembelaan, kita harus terbuka dan menerima bahwa kondisi itu memang benar adanya," tukasnya.


Legislator NasDem dari Dapil Jawa Timur VI (Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar) itu juga menyatakan penurunan peringkat ini tidak terlepas dari perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan hingga menumpuk di pinggir jalan, bahkan ada banyak wilayah yang sampai menggenangi sungai dan lautan. Tentu, ini cerminan perilaku yang kurang baik dan seperti tidak terdidik.


"Di sisi lain, daya saing kita di bidang kesehatan masih lemah, alat kesehatan yang minim dan kurang memadai, mahalnya obat-obatan hingga kurangnya dokter umum dan dokter spesialis adalah suatu keadaan yang tidak bisa kita bantah," terang Nurhadi.


Dengan demikian, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Blitar ini menegaskan pemerintah perlu mengambil langkah cepat dalam mengatasi masalah tersebut.


"Sehingga kita tidak semakin ketinggalan atau ditinggalkan dunia global," tuturnya.


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti ranking Indonesia yang jauh tertinggal dalam sektor pendidikan dan kesehatan, bila mengacu data Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness.


"Sayangnya dari sisi daya saing, kita naik sampai 7 level sangat bagus sekali. Tapi untuk pendidikan dan kesehatan masih di ranking 57, 58," kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Jumat (12/7).


Berdasarkan data IMD, pada sektor kesehatan dan pendidikan, Indonesia menempati ranking ke-61. Peringkat ini tentu masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Malaysia, yang berada di peringkat ke-42 dan Singapura di peringkat ke-28.


Oleh karena itu, Jokowi menegaskan sebaik apa pun infrastruktur disediakan, maka Indonesia tetap tak dapat melampaui negara tetangga, karena faktor SDM.(RO/*)

Bagikan:

Komentar