![]() |
Rose Iptriwulandhani, S.Psi., M.M., Kepala BNNK Tulungagung saat memberikan sambutan. (Dok/Istimewa). |
Kegiatan ini dihadiri total sejumlah 60 (Enam Puluh) orang stakeholders Desa Bersinar Tahun 2024, yang terdiri dari Perangkat Desa, Pengurus TP PKK, Organisasi Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda (Karang Taruna) Kelurahan Jepun Kecamatan Tulungagung, serta Desa Kedungwaru Kecamatan Kedungwaru.
Hadir juga sebagai narasumber, antara lain Bekti Sutoto, S.ST., Ars. (Kepala Kantor Kelurahan Jepun Kec. Tulungagung), Mochammad Toha (Kepala Desa Kedungwaru Kec. Kedungwaru), Gesta Wahyu Putra Danarianto, S.E. (Perencana Ahli Muda, BAPPEDA Tulungagung), Agus Prihadi, S.Sos., M.M. (Plt. Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Bakesbangpol Tulungagung) dan Dian Naufalia, S.E. (Kepala Bidang Sosial, Budaya dan Partisipasi Masyarakat, DPMD Tulungagung).
Kegiatan itu merupakan pendekatan Soft Power Approach, salah satu strategi yang digunakan oleh BNN dalam menghadapi ancaman bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Saat ini, strategi tersebut diterapkan dengan mengutamakan program yang berbasis peran serta masyarakat, ormas serta komunitas dalam menciptakan kesadaran anti narkoba.
Menurut informasi, kegiatan kali ini merupakan akhir dari rangkaian Program Ketahanan Keluarga Berbasis Daya Pembangunan Desa, yang bertajuk Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Advokasi Program Ketahanan Keluarga Berbasis Daya Pembangunan Desa. Sebelumnya, telah dilaksanakan Rapat Persiapan dalam rangka Fasilitasi Advokasi, dilanjutkan dengan Koordinasi, Rapat Koordinasi, serta Fasilitasi dan Asistensi di sepanjang Tahun 2024 dengan melibatkan Kelurahan Jepun Kecamatan Tulungagung, serta Desa Kedungwaru Kecamatan Kedungwaru sebagai Desa / Kelurahan yang mendapat intervensi sebagai Desa / Kelurahan Bersinar Tahun 2024.
Terselenggaranya kegiatan ini ditujukan guna mengetahui outcome hasil kegiatan yang telah dilaksanakan di kedua desa tersebut, sekaligus mengevaluasi hasilnya. Dengan demikian, dapat diketahui sejauh mana kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah desa untuk menciptakan lingkungan desa / kelurahan bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Selain itu, dapat disimpulkan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, sekaligus mencari solusi terbaik untuk menjaga kontinuitas program Desa / Kelurahan Bersinar.
Melalui sambutannya, Kepala BNNK Tulungagung, Rose Iptriwulandhani, S.Psi., M.M. menegaskan agar masyarakat Desa / Kelurahan Bersinar mampu menjadi role model wilayah yang peduli dan aktif berpartisipasi dalam program Ketahanan Keluarga, yang mampu membina masyarakatnya untuk memiliki daya tangkal keluarga terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
”Keluarga merupakan cikal bakal wajah peradaban. Tingkat peradaban suatu kelompok masyarakat dapat dinilai berdasarkan profil keluarga di dalamnya. Berawal dari keluarga lah, pendidikan kepada individu dimulai, seperti membentuk budaya, perilaku sehat, termasuk membentuk karakter anti narkoba. Ketahanan keluarga adalah benteng pertama dalam melindungi anak dan remaja dari bahaya narkoba. Melalui pendekatan berbasis pembangunan desa, kita dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat,” jelasnya. Beliau juga berharap agar program Ketahanan Keluarga tidak terhenti pada Monitoring dan Evaluasi saja, tetapi juga memiliki kesinambungan di tahun – tahun berikutnya.
Dalam sesi penyampaian materi, terdapat beragam topik bahasan sesuai dengan tema besar yang diangkat, yakni Advokasi Program Ketahanan Keluarga Berbasis Daya Pembangunan Desa, antara lain Monitoring Anggaran P4GN di Tingkat Kelurahan Tahun 2024 dan Penganggaran Program Gadis Bersinar di Kelurahan Tahun 2025 oleh BAPPEDA Kab. Tulungagung, Pelaksanaan Program Desa / Kelurahan Bersih Narkoba (Bersinar) di Kelurahan Jepun Kec. Tulungagung oleh Kepala Kelurahan Jepun, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Advokasi Program Desa Bersih Narkoba (Bersinar) di Desa Kedungwaru Kec. Kedungwaru oleh Kepala Desa Kedungwaru, Monitoring Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Kelurahan / Desa dalam Pelaksanaan Desa Bersinar 2024 oleh Bakesbangpol Tulungagung, Monitoring Pemantauan Sumber Daya Pembangunan Desa dalam Pelaksanaan Program Desa Bersinar Tahun 2024 dan Pengalokasian Anggaran Dana Desa untuk Pelaksanaan Program Gadis Bersinar Tahun 2025 oleh DPMD Tulungagung.
Program Advokasi Ketahanan Keluarga Berbasis Daya Pembangunan Desa merupakan salah satu Program Prioritas Nasional Deputi Pencegahan BNN RI yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta peran keluarga, dalam mencegah penyalahgunaan narkoba melalui pendekatan yang integratif dan berkelanjutan. Program ini menyasar desa / kelurahan dengan melibatkan beragam stakeholders, yang dapat diintervensi melalui aksi perubahan hasil inisiatif BNNK Tulungagung bertajuk Gadis Bersinar (Gerakan Desa Bersih Narkoba), dimana gerakan ini merupakan suatu akselerasi pelaksanaan desa / kelurahan bersih narkoba, melalui pemerintah kecamatan untuk ikut serta menggerakkan desa / kelurahan di wilayahnya, sehingga menjadi pionir dalam membentuk lingkungan bersih narkoba pada skala nasional.
Pada kesempatan ini pula turut disinggung mengenai Survey Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) dan Indeks Kabupaten / Kota Tanggap Ancaman Narkoba (IKOTAN) Tahun 2024. Survey ini merupakan salah satu instrument untuk mengukur tingkat kerawanan dan kesiapan daerah dalam menghadapi ancaman narkoba di Indonesia. Kedua survei ini memiliki peran strategis dalam merumuskan kebijakan dan intervensi yang tepat guna dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba, baik di kawasan - kawasan rawan maupun di tingkat Kabupaten / Kota. Sedangkan untuk hasil dari monitoring dan evaluasi kegiatan ini akan menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dalam pelaksanaan program di masa mendatang. Kegiatan ini ditutup dengan diskusi terbuka antara para peserta, narasumber dan pihak BNNK Tulungagung, yang berkomitmen untuk terus mendampingi dan memfasilitasi program - program pencegahan narkoba di setiap desa / kelurahan. Sehingga diharapkan upaya P4GN dapat semakin maksimal melalui pendekatan berbasis keluarga dan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. (Humas)
Komentar