|
Menu Close Menu

Kunker di RSUD Haji, DPD RI Lia Istifhama Beri Apresiasi: Selaras dengan Mimpi Besar Bu Khofifah

Kamis, 09 Januari 2025 | 11.05 WIB

Lia Istifhama, Anggota DPD RI saat kunker ke RSUD Haji. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id, Surabaya- Anggota Komite III DPD RI Dr. Lia Istifhama melakukan kunjungan kerja di RSUD Haji yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam pertemuan yang dihadiri Direktur Umum RSUD Haji, dr. Tauhid Islamy, SpOG, Subsp.K.Fm, para wadir dan jajaran fungsional RSUD Haji tersebut, banyak bahasan menarik. Diantaranya mimpi besar RSUD Haji dalam rangka pembangunan gedung khusus atau center perawatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Gedung ini dirancang untuk memenuhi misi Kementerian Kesehatan dalam pengembangan layanan khusus KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, Uro-Nefrologi) serta kesehatan ibu dan anak.


 "Pembangunan ini bersifat bertahap atau multiyears. Pada tahun pertama, fokusnya adalah pembangunan fisik gedung. Kemudian, pengadaan alat kesehatan dijadwalkan pada tahun kedua. Namun, penyelesaian total proyek baru dapat terpenuhi pada tahun kelima. Semoga ini menjadi single year," jelas dr. Tauhid.


Ia menambahkan, saat ini RSUD Haji saat ini menghadapi tantangan berat untuk dapat bersaing dengan lebih dari 60 rumah sakit lainnya yang tersebar di Jawa Timur. Dengan hadirnya gedung khusus ini, RSUD Haji optimis mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih unggul dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


"Fasilitas ini dirancang untuk memberikan layanan yang lebih spesifik dan kompleks, mendukung prioritas nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan," ujar dr. Tauhid.


Dalam kunjungan kerja ke RSUD Haji, Anggota Komite III DPD RI, Lia Istifhama, menyatakan komitmennya untuk membantu memperjuangkan aspirasi tersebut. 


"Kami akan menyampaikan mimpi besar ini pada Kementerian Kesehatan RI, mengingat RSUD Haji jujugan pelayanan kesehatan. Saya kira ini juga sebagai salah satu pusat layanan kesehatan bagi Indonesia Timur ataupun wilayah lain yang mungkin tidak terlayani di Ibu Kota akibat jarak dan sebagainya, maka layanan pun dilakukan disini. Terutama pelayanan jamaah haji baik embarkasi debarkasi, juga pekerja migran," ungkap Lia Istifhama, Rabu (08/01/2025). 


Ia juga menyebut mimpi besar itu selaras dengan mimpi besar Gubernur Terpilih Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.


“Kita semua tahu bahwa visi besar Ibu Khofifah adalah Jatim Gerbang Baru Nusantara. Dan salah satu sektor penting adalah kesehatan, bahwa posisi strategis Jawa Timur pasti menjadikan Jatim salah satu posisi sentral dalam layanan kesehatan. Maka RSUD Haji juga menjadi atensi khusus karena penguat mimpi besar Ibu Khofifah,” tambahnya.


"RSUD Haji memiliki potensi besar untuk menjadi pusat layanan kesehatan unggulan di Jawa Timur, sehingga perlu didukung secara maksimal. Apalagi RSUD Haji terus mengalami peningkatan layanan pasien BPJS Kesehatan. Selain itu, RSUD Haji memang sangat efektif efisien dalam menjalankan skema pelayanan kesehatan, diantaranya pelayanan jamaah haji dalam satu gedung sebagai bentuk hazard atau pencegahan resiko dalam pelayanan kesehatan jika tidak tersentral dalam satu gedung," tegas senator cantik itu.


Dalam kesempatan rapat kerja tersebut, ning Lia sekaligus menginventarisir masalah dalam rapat kerja bersama RSUD Haji.


“Ada banyak hal yang harus menjadi usulan terkait pengembangan layanan kesehatan sesuai yang disampaikan RSUD Haji. Diantaranya percepatan koordinasi antara RSUD Haji dengan rumah sakit di daerah atau Pemkab, misalnya Dinkes setempat, karena situasi di lapangan tentu beragam. Ada pasien yang meminta rawat jalan kembali ke domisilinya masing-masing atau sebaliknya, yang ingin dirujuk ke RSUD Haji. Percepatan sangat penting mengingat pasien tentu berharap pelayanan cepat,” jelasnya.


Ia juga menyoroti masalah yang muncul terkait layanan pasien BPJS Kesehatan.


“Selain itu, juga terkait potensi tudingan fraud dalam klaim BPJS Kesehatan. Mengingat dalam kenyataan, ada saja kejadian yang tidak bisa normatif sesuai prosedur yang diharapkan. Misal, kelahiran bayi atau bayi sakit sedangkan ia tidak memiliki akta kelahiran akibat tidak ada pengakuan ayah si bayi.”


“Kemudian SEP atau surat eligible peserta bahwa banyak pasien yang datang ingin dilayani kesehatan di luar jadwal kontrol seharusnya. Dan lagi-lagi, ini semua kan muaranya pada tanggung jawab moral kesehatan. Ada lagi masalah lain, yaitu pelayanan terhadap pasien dengan sakit ringan dan pasien dengan kendala domisili, sedangkan sekali lagi, mereka memang ingin dilayani, apalagi jika jamaah haji, bagaimana bisa menolak harapan mereka agar dilayani sebagai pasien BPJS Kesehatan?”


Sedangkan dr. Tauhid, menyampaikan harapan besar pada senator Lia Istifhama agar semua inventarisir masalah dapat tersampaikan.


“Kami tentu berharap hadirnya senator kebanggaan asal Jatim, menjadi pintu penguat ikhtiar bersama peningkatan layanan kesehatan, terlebih di sebuah rumah sakit yang memiliki nama marwah besar, yaitu berlabel ‘Haji’,” harapnya. (Had). 

Bagikan:

Komentar