|
Menu Close Menu

PKL Golden Ansor Sampang, Musaffa' Safril Sampaikan Tiga Pilar Kebangsaan dan Harus Diperkuat

Minggu, 18 Mei 2025 | 06.11 WIB

 

Musaffa' Syafril, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur saat mengisi PKL Golden PC GP Ansor Kabupaten Sampang.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Sampang- Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Golden yang digelar oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sampang memasuki hari ketiga pada Sabtu (17/5), bertempat di Hotel Wisata Camplong. Kegiatan ini diikuti puluhan kader terpilih dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sampang. Pada hari ketiga ini, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, hadir sebagai pemateri utama dan menyampaikan materi strategis tentang ideologi kebangsaan serta posisi GP Ansor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Dalam pemaparannya, Musaffa menegaskan bahwa sejak awal berdiri, GP Ansor memiliki fondasi ideologis yang kokoh dan teguh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menolak keras anggapan bahwa Ansor pernah berjarak dengan negara.


“Ansor sejak awal berdiri telah menegaskan kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Komitmen kami jelas: menjaga dan merawat negeri ini sebagaimana amanat para ulama dan pendiri bangsa,” tegas Musaffa.


Ia menambahkan, tidak ada satu pun catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Ansor pernah terlibat dalam tindakan makar atau pemberontakan terhadap negara. Justru sebaliknya, Ansor selalu berdiri di garda depan dalam menjaga keutuhan bangsa dan menyuarakan kebenaran.


“Darah yang mengalir di tubuh kader Ansor-Banser bukanlah darah pengkhianat bangsa. Kita tidak berasal dari tradisi kolonial yang hanya mengejar rempah-rempah. Kita lahir dari rahim perjuangan. Darah kita adalah darah pejuang, bukan darah VOC,” ujarnya dengan penuh semangat.


Dalam forum tersebut, Musaffa juga menyampaikan kerangka tiga pilar kebangsaan yang menurutnya harus terus dijaga dan diperkuat. Ketiga pilar itu adalah:


1. TNI sebagai penjaga kedaulatan negara,


2. Polri sebagai penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat,


3. Kyai dan santri sebagai penjaga loyalitas dan kesetiaan terhadap negara.


“Tiga pilar ini saling melengkapi dan menjadi fondasi bagi tegaknya NKRI. Tanpa loyalitas moral dan spiritual dari para ulama dan santri, bangsa ini akan kehilangan arah nilai. Maka posisi kyai dan santri, termasuk Ansor-Banser, sangat vital,” ujar Musaffa.


Ia juga menyinggung sejarah lahirnya GP Ansor pada 24 April 1934, bahkan jauh sebelum terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang menandakan peran awal pemuda pesantren dalam kancah perjuangan kebangsaan.


Musaffa turut menyampaikan apresiasi kepada Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A., atas pengakuan dan penghormatannya terhadap peran historis dan integritas GP Ansor.


“Saya sangat menghormati Pangdam V/Brawijaya. Beliau pernah menyampaikan langsung kepada saya bahwa Ansor-Banser adalah gerakan ideologis yang tidak diragukan integritasnya,” ungkapnya.


Menutup pemaparannya, Ketua PW GP Ansor Jatim itu mengingatkan bahwa meskipun Ansor-Banser menjalin sinergi dengan banyak pihak, termasuk pemerintah, namun sikap kritis dan konstruktif harus tetap dijaga sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial.


“Ansor adalah mitra strategis pemerintah. Tapi sebagai mitra, kita tidak boleh diam. Kita wajib menyampaikan masukan dan kritik yang membangun, demi kemaslahatan masyarakat dan tegaknya keadilan,” pungkasnya. (Had) 

Bagikan:

Komentar