ToT ini merupakan langkah strategis BBGTK Jatim dalam memperkuat kompetensi guru dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam—sebuah pendekatan inovatif yang mendorong proses belajar aktif, kolaboratif, reflektif, dan berpikir kritis di kalangan peserta didik.
Selama enam hari, para peserta mengikuti 13 sesi pelatihan intensif yang mencakup materi seperti Growth Mindset dalam Pembelajaran Mendalam, prinsip dan kerangka kerja Pembelajaran Mendalam, perencanaan hingga refleksi pembelajaran, serta pelatihan inkuiri kolaboratif dan strategi pengajaran orang dewasa.
Peserta yang mewakili Kepala Sekolah dari Bangkalan diantaranya, Mohamad Mansyur, S.Pd (UPTD SMPN 2 Klampis), dan Rakhmad Adhi Hartyanto, S.Pd (UPTD SMPN 2 Kwanyar).
Kemudian yang dari unsur guru adalah, Ifan Habibi, S.Kom (UPTD SMPN 3 Tanahmerah), Harfina Indriani, S.Pd, Gr., M.Pd (UPTD SMPN 1 Burneh), Ilham Saputra, S.Pd, Gr. (UPTD SMPN 2 Bangkalan), Nurul Qomar, SE., S.Pd (UPTD SMPN 2 Burneh), Hadi Sutrisno, M.Pd (UPTD SMPN 1 Bangkalan), dan Reva Rensila Iasha, S.Pd, Gr., M.Pd (UPTD SMPN 1 Kwanyar).
Kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan fasilitator yang cakap dalam mengimplementasikan serta menyebarluaskan pendekatan Pembelajaran Mendalam di satuan pendidikan masing-masing. Tanpa adanya fasilitator yang terlatih dan kompeten, proses adopsi pendekatan ini dinilai akan berjalan lambat dan kurang optimal.
Salah satu peserta, Ifan Habibi, guru dari SMPN 3 Tanah Merah, menyampaikan bahwa kegiatan itu diyakini bisa membawa dampak yang luar biasa bagi bagi dirinya, utamanya dalam melaksanakan tugas proses pembelajaran di sekolah.
"Pembelajaran mendalam akan memberikan dampak luar biasa bagi peserta didik. Mereka tidak hanya memahami materi, tapi juga mampu mengaplikasikan dan merefleksikannya dalam kehidupan nyata," jelasnya kepada media, Sabtu (12/07/2025).
Ia menekankan bahwa proses pembelajaran bukan sekadar transfer ilmu, melainkan pengalaman belajar yang utuh dan bermakna—mengembangkan pengetahuan, keterampilan, hingga sikap secara simultan dan komprehensif.
"Saya berharap, melalui pelatihan ini, saya bisa menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam di sekolah. Minimal ada perubahan nyata di lingkungan sekolah saya, dan semoga berdampak lebih luas bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Bangkalan," tambahnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi pendidikan tidak hanya lahir dari kebijakan, tetapi juga dari para pendidik yang siap menjadi agen perubahan di ruang-ruang kelas mereka. Dengan semangat dan kompetensi yang dimiliki, delapan fasilitator ini diharapkan menjadi pelopor gerakan pendidikan yang lebih bermakna, mendalam, dan berdampak. (Fiq)
Komentar