|
Menu Close Menu

Fira, Alumni MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya asal Madura: Maba Termuda ITS di Usia 15 Tahun

Senin, 04 Agustus 2025 | 12.31 WIB

Safhira Najma, Maba termuda ITS.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Surabaya- Di tengah gegap gempita Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tahun 2025, terselip satu sosok yang mencuri perhatian. Usianya baru 15 tahun 9 bulan, namun semangat dan tekadnya melampaui angka-angka itu. Ia adalah Safhira Najma, atau yang akrab disapa Fira, mahasiswa baru termuda di ITS tahun ini.


Duduk tenang di antara ribuan mahasiswa baru lainnya, Fira tampak anggun dalam balutan hijab. Wajahnya masih menyiratkan kepolosan remaja, namun sorot matanya penuh keyakinan. Siapa sangka, gadis kelahiran 21 Oktober 2009 ini telah melompat jauh melewati usia rata-rata mahasiswa lainnya dan kini resmi menjadi bagian dari Program Studi S1 Sains Aktuaria, sebuah bidang yang menuntut ketajaman berpikir dan kecintaan pada angka.


“Aku senang sekali bisa diterima di ITS, apalagi di jurusan impianku yang memang fokus ke matematika, bidang yang aku suka sejak kecil,” tutur alumnus MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya ini kepada media dengan penuh semangat, Minggu (03/08/2025). 


Fira bukanlah remaja biasa. Di saat banyak teman sebayanya masih bergelut dengan pelajaran SMA, Fira telah menuntaskan pendidikannya lebih cepat lewat program akselerasi. Bukan tanpa tantangan, menjalani pendidikan dalam waktu singkat menuntut kedisiplinan tinggi. Namun ia menjalaninya dengan semangat dan semangat belajar yang membara, bahkan tetap aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti paskibraka, pramuka, hingga paduan suara.


Di balik kesuksesannya, ada dukungan besar dari keluarga. Terutama dari kakak-kakaknya yang menjadi inspirasi dan pembimbing setia di setiap langkah. “Kakak-kakakku jadi motivatorku. Mereka membantuku percaya bahwa tak ada kata terlalu muda untuk mimpi yang besar,” ungkap Fira, bungsu dari empat bersaudara asal Bangkalan, Madura ini.


Bagi Fira, usia hanyalah angka. Ia percaya bahwa yang terpenting adalah semangat untuk terus belajar dan tidak pernah menyerah. “Kita harus terus semangat mengejar pendidikan. Jangan jadikan umur sebagai penghalang untuk berkembang,” tegasnya mantap.


Kini, langkah Fira di ITS menandai awal dari perjalanan panjang dalam menekuni ilmu dan menggapai cita-cita. Ia berharap bisa menjadi mahasiswa yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas.


Kisah Fira menjadi bukti bahwa mimpi besar tidak mengenal usia. Tekad dan kerja kerasnya menjadi inspirasi nyata bahwa pendidikan adalah hak semua orang, kapan pun dan di usia berapa pun. Kisahnya selaras dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4: menjamin pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas untuk semua.


Di usia belianya, Fira telah melangkah ke dunia perkuliahan dengan mantap. Bukan sekadar mengejar gelar, tapi mengukir sejarah kecil dari keberanian seorang remaja dalam mengejar mimpi besarnya. (Had) 

Bagikan:

Komentar