![]() |
| Gus Hilman, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB.(Dok/Istimewa). |
Menurut data Kemendikdasmen tahun ajaran 2024/2025, terdapat 1,18 juta ruang kelas SD di Indonesia, namun 60 persen di antaranya rusak. Dari jumlah itu, 27,22 persen rusak ringan, 22,27 persen rusak sedang, dan 10,81 persen rusak berat. Kondisi serupa juga terjadi di tingkat SMP, di mana hampir setengah ruang kelas (49,67 persen) mengalami kerusakan.
“Bagaimana peserta didik bisa belajar nyaman kalau ruang kelasnya saja tidak memadai? Ini fakta pahit yang tidak boleh diabaikan,” tegas Gus Hilman, Rabu (28/8/2025).
Meski pemerintah telah mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan, Gus Hilman menilai fokus anggaran harus diarahkan lebih konkret pada perbaikan sarana-prasarana, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Menurutnya, semangat anak-anak di daerah tidak boleh terhenti hanya karena atap kelas yang bocor atau bangku yang reyot.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pembangunan pendidikan tidak hanya berhenti pada perbaikan fisik. Laboratorium, akses digital, hingga peningkatan kesejahteraan guru harus menjadi prioritas. “Guru adalah pilar utama pendidikan. Tunjangan dan beasiswa bagi guru harus diperhatikan agar mereka dapat mengajar dengan optimal,” ujarnya.
Gus Hilman meyakini, perbaikan fasilitas pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru akan menjadi pondasi kuat bagi generasi muda Indonesia untuk bersaing di kancah global. “Kalau kita ingin Indonesia Emas 2045 benar-benar terwujud, maka urusan fasilitas pendidikan ini tidak boleh lagi ditunda,” tandasnya. (Had)


Komentar