|
Menu Close Menu

Tragedi di Puncak Hari Koperasi Nasional Bangkalan: Dua Peserta Tertimpa Dahan Pohon, Satu Meninggal

Minggu, 03 Agustus 2025 | 21.03 WIB

Korban meninggal akibat tertimpa dahan pohon saat mengikuti acara JJS Harkopnas di Bangkalan. (Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Bangkalan– Momen kebersamaan dalam peringatan Hari Koperasi Nasional (HKN) 2025 di Bangkalan mendadak berubah menjadi duka mendalam. Acara Jalan-Jalan Santai (JJS) yang digelar di halaman Pendopo Agung, Minggu (3/8/2025), justru memakan korban jiwa setelah dahan pohon trembesi mendadak tumbang dan menimpa dua peserta.


Kejadian memilukan itu menimpa seorang siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Demangan 1, Yasinta Dwi Amira, yang akhirnya meninggal dunia akibat luka parah di bagian belakang kepala. Sementara itu, seorang guru bernama Rani Auliani mengalami luka lebam di bagian paha.


"Kedua korban adalah guru dan murid dari SDN Demangan 1 Bangkalan. Dahan pohon jatuh saat mereka sedang duduk istirahat di bawah pohon sambil mendengarkan pengumuman undian hadiah," ujar Ketua Panitia Pelaksana JJS, Muhammad Taufik. 


Insiden terjadi ketika proses pengundian hadiah berlangsung. Yasinta bersama sang guru dan keluarga berada di area pintu masuk Pendopo Agung, sebuah lokasi yang rindang namun ternyata menyimpan bahaya.


"Siswa sempat dirawat dalam keadaan kritis, tapi nyawanya tidak tertolong. Sementara guru yang bersangkutan mengalami luka ringan," tambah Taufik.


Informasi dari saksi mata menyebutkan bahwa dahan yang jatuh hanya mengenai dua orang tersebut. Situasi berlangsung cepat, dan kedua korban langsung dievakuasi ke RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan. Namun sayangnya, fasilitas ambulans tidak tersedia saat itu, sehingga evakuasi dilakukan menggunakan mobil pikap.


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Yakub, turut hadir menyampaikan bela sungkawa atas kejadian tersebut. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dalam setiap kegiatan luar ruangan, terlebih melibatkan anak-anak.


"Kami sangat berduka atas kejadian ini. Semoga menjadi perhatian serius bagi semua pihak, terutama para guru agar senantiasa menjaga dan mengawasi siswa dalam kegiatan apa pun. Korban duduk di kelas 5 SD," ungkapnya.


Hingga kini, pihak panitia dan instansi terkait tengah melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden ini, termasuk soal keamanan area kegiatan dan penanganan darurat.


Tragedi ini menjadi pengingat bahwa di balik euforia sebuah perayaan, faktor keselamatan harus menjadi prioritas utama. Yasinta kini telah pergi, namun kisahnya menyisakan pesan penting bagi siapa pun yang mengawal keselamatan generasi muda. (Fiq/Had) 


Bagikan:

Komentar