![]() |
| Rapat DPN HKTI bersama Kementerian Pertanian saat menggelar rapat bersama di Kantor Kementerian Pertanian RI, di Jakarta.(Dok/Istimewa). |
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Peternakan HKTI, Muhammad Cecep Wahyudi, didampingi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Peternakan, Agung Suganda. Hadir pula Ketua Bidang Unggas, Hary Suhada, dan Ketua Bidang Ruminansia, Nuryani Zainuddin, bersama tim Bidang Peternakan HKTI.
Koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Pleno Dewan Pimpinan Nasional HKTI periode 2025–2030 yang sebelumnya dipimpin langsung oleh Ketua Umum HKTI, Sudaryono, pada Jumat (3/10/2025).
Dalam rapat tersebut, Agung Suganda menegaskan pentingnya agar program kerja HKTI sejalan dengan kebijakan dan prioritas pemerintah.
“Tentu harapannya agar program kerja yang akan kita susun di HKTI ini bisa inline dengan Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH),” ujarnya.
Agung juga menekankan bahwa penyusunan program kerja harus selaras dengan kebutuhan riil peternak di daerah, agar setiap kebijakan yang dihasilkan benar-benar memberikan manfaat langsung bagi pelaku usaha peternakan.
Sementara itu, Muhammad Cecep Wahyudi mengusulkan agar HKTI menginisiasi “Summit Peternakan Indonesia”, sebuah ajang strategis untuk memperkenalkan potensi besar sektor peternakan di Tanah Air.
“Kami berharap program HKTI ini bisa diimplementasikan bersama-sama dengan pemerintah, serta HKTI dapat memberikan manfaat kepada para peternak di seluruh Indonesia,” ujar Cecep.
Dari hasil koordinasi tersebut, disepakati bahwa DPN HKTI Bidang Peternakan akan melaksanakan sejumlah program konkret, antara lain Indonesia Livestock and Supply Chain Investment Summit, yang direncanakan berlangsung pada Mei 2026 di Pantai Indah Kapuk. Kegiatan ini diharapkan menjadi forum strategis untuk mempertemukan para pelaku usaha, investor, dan pemerintah dalam memperkuat rantai pasok sektor peternakan nasional.
Selain itu, HKTI juga menyiapkan program hilirisasi peternakan dengan membangun supplier SPPG dari produk-produk peternakan. Salah satu contohnya adalah rumah pengolahan karkas ayam yang telah dibangun di Cipanas oleh Waketum Cecep Wahyudi, menggunakan standar Good Manufacturing Practice (GMP). Rumah pengolahan ini nantinya akan memasok ayam siap masak ke dapur-dapur SPPG di sekitarnya.
HKTI juga mendorong pengembangan Koperasi Merah Putih sebagai pemasok utama dapur SPPG dengan memberdayakan peternak lokal. Produk yang akan diserap meliputi hasil peternakan ayam petelur, ayam pedaging, sapi perah, dan sapi potong.
Seluruh rencana tersebut disusun selaras dengan program yang tengah dijalankan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dengan penyusunan program kerja yang terarah ini, HKTI berharap dapat berperan aktif dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor peternakan nasional. Upaya ini sekaligus menjadi bagian penting dari langkah nyata HKTI untuk mewujudkan peternak mandiri, sejahtera, dan berdaya saing, serta memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional. (Had)


Komentar