|
Menu Close Menu

Santri Tuna Netra di Surabaya Peringati Hari Santri dengan Lomba Hafalan dan Baca Al-Qur’an Braille

Senin, 27 Oktober 2025 | 03.42 WIB

Santri Tuna Netra saat memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025 di Surabaya.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surabaya— Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Surabaya berlangsung penuh makna. Puluhan santri tuna netra dari berbagai daerah di Jawa Timur mengikuti lomba hafalan Al-Qur’an dan membaca Al-Qur’an Braille yang digelar di Gedung BKKKS Surabaya, Ahad (26/10/2025).


Sebanyak 48 peserta disabilitas netra ambil bagian dalam kegiatan yang diinisiasi oleh TPQ Inklusi Roudlotu Ulum. Mereka datang dari berbagai daerah, seperti Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya, dan sejumlah kota lainnya.


Ketua TPQ Inklusi Roudlotu Ulum, Ahmad Budianto, menyampaikan pesan inspiratif dalam sambutannya.


“Tidak ada ciptaan Tuhan yang gagal. Kami tuna netra adalah makhluk ciptaan-Nya yang patut disyukuri dengan terus belajar mengaji Al-Qur’an,” ujarnya.


Budianto menegaskan bahwa keterbatasan fisik tidak boleh menjadi penghalang dalam menuntut ilmu agama. Menurutnya, semangat untuk belajar dan mengaji adalah bentuk jihad yang harus terus dijaga oleh setiap Muslim, tanpa terkecuali.


Sementara itu, Prof. Dr. KH. Mukhrojin, Pembina Sekolah Alam Insan Qurani Braille sekaligus Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya, turut memberikan motivasi kepada para peserta lomba.


“Jihad para santri tuna netra adalah belajar dan memahami Al-Qur’an dengan menggunakan Braille. Setiap santri wajib mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an, baik dalam keadaan sehat maupun dengan keterbatasan fisik,” tuturnya.


Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti bahwa santri penyandang disabilitas juga memiliki semangat dan kemampuan luar biasa dalam mempelajari Al-Qur’an.


Panitia pelaksana, Gus Khozin, menjelaskan bahwa lomba ini digelar untuk memberikan ruang bagi para santri tuna netra dalam menunjukkan kemampuan mereka, sekaligus memperkuat semangat inklusi dalam pendidikan agama Islam.


“Keterbatasan bukanlah penghalang untuk terus belajar dan beribadah. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk dekat dengan Al-Qur’an,” ujarnya.


Kegiatan yang berlangsung penuh semangat dan haru ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai potensi luar biasa para penyandang disabilitas, khususnya santri tuna netra yang terus berjuang dalam menapaki jalan ilmu dan ibadah.


“Dengan acara ini, kami berharap semakin banyak pihak yang mendukung perjuangan santri tuna netra untuk belajar dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Gus Khozin. (Had) 

Bagikan:

Komentar