![]() |
| HKTI Kabupaten Lumajang bersama Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian, menggelar Seminar dan Temu Tani di Kabupaten Lumajang.(Dok/Istimewa). |
Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang pembangunan pertanian di masa depan, sekaligus mempertegas peran Lumajang sebagai salah satu daerah penyangga ketahanan pangan.
Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian, dalam kesempatan tersebut menyampaikan optimisme terhadap peran HKTI Lumajang dan para petani dari berbagai wilayah di Kabupaten Lumajang. Ia menegaskan pentingnya keselarasan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah agar berbagai program pertanian dapat berjalan efektif, berkelanjutan, serta memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan petani.
“Kunci keberhasilan pembangunan pertanian terletak pada sinergi kebijakan. Program yang dirancang di pusat harus mampu menjawab kebutuhan riil petani di daerah,” ujarnya.
Ketua HKTI Kabupaten Lumajang, Muhammad Jamaluddin, menekankan bahwa kedaulatan pangan tidak dapat terwujud tanpa dukungan kebijakan yang terpadu serta penerapan inovasi dan teknologi pertanian modern. Menurutnya, percepatan modernisasi pertanian menjadi keharusan di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika pasar.
“Sinergi kebijakan harus dibarengi dengan percepatan modernisasi pertanian, mulai dari penggunaan alat dan mesin pertanian, digitalisasi data pertanian, hingga penguatan kelembagaan petani,” kata Jamaluddin.
Dalam seminar tersebut juga dibahas berbagai strategi percepatan pembangunan pertanian di Lumajang, antara lain melalui peningkatan produktivitas, efisiensi biaya produksi, serta penguatan akses petani terhadap permodalan, pasar, dan teknologi. Lumajang dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu lumbung pangan daerah yang mampu menopang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Jamaluddin menegaskan bahwa kedaulatan pangan tidak hadir secara instan, melainkan membutuhkan dua pilar utama. Pertama, sinergi kebijakan antara pusat dan daerah yang berjalan seiring dan saling menguatkan. Kedua, modernisasi pertanian yang tidak hanya terbatas pada penggunaan alat dan mesin, tetapi juga mencakup penerapan smart farming, efisiensi penggunaan pupuk, serta akses pasar berbasis digital.
Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, Arif, menyampaikan bahwa Seminar dan Temu Tani ini diharapkan mampu membangun komitmen bersama antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong transformasi sektor pertanian.
“Sinergi yang kuat diharapkan dapat mempercepat terwujudnya pertanian modern yang berkelanjutan, berdaya saing, serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani Lumajang,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, HKTI Lumajang dan para pemangku kepentingan optimistis sektor pertanian di Lumajang dapat terus berkembang sebagai pilar utama pembangunan ekonomi daerah sekaligus penopang kedaulatan pangan nasional. (Red)


Komentar