|
Menu Close Menu

Surya Paloh, Ketum NasDem Meminta Jangan Hanya Mementingkan Politik Elektoral, Begini Penjelasannya

Rabu, 14 Agustus 2024 | 05.57 WIB

 

Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem didampingi Willy Aditya, Ketua DPP Partai NasDem saat wawancara dengan media. (Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Jakarta- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan agar semua pihak tidak hanya mementingkan soal politik elektoral semata.


Menurut dia, partai politik harus bisa juga fokus kepada seni dan budaya.


"Makanya teman-teman kita dorong terus. Saya pikir, jangan dilihat partai politik ya. Kalau dia berbicara politik, dia juga harus mampu berbicara tentang budaya, tentang seni. Itu yang saya mau, yang saya kehendaki," ujar Surya Paloh usai membuka Pameran Seni Indonesia Borderless di NasDem Tower, Senin (12/8/2024). 


Surya menyebut, saat ini masyarakat sudah bosan, lantaran rakyat hanya dipertontonkan orang-orang ditangkap. Bukan hanya itu, calon kepala daerah juga ditangkap hingga menteri ditarget.


"Jangan terus menerus kita hanya melihat si A ditangkap, si B masuk penjara, sudah capek kita di negeri ini tiap hari, ini saja. Tiap harinya, itu yang kita konsumsi. Bangsa apa ini?" tukas Surya.


Surya mengatakan, tidak ada yang bisa dibanggakan dari kejadian tersebut. Menurutnya, seakan-akan hal tersebut adalah hal yang hebat.


"Bangga apa kita dengan itu? Untuk dan atas nama pemberantasan korupsi, seakan-akan kita merasa paling hebat, dan tidak ada sensitivitas lagi, perasaan empati, kasihan, karena semuanya itu pasti orang jahat yang ditangkap. Terlepas dia salah atau tidak salah. Salah kecil bisa jadi salah besar, tapi sisi lain salah besar bisa hilang juga," ujar Surya.


Terkait perhelatan Pilkada Serentak 2024 yang akan berlangsung November mendatang, Surya Paloh berharap berlangsung adil. Surya ingin memperjuangkan agar pesta demokrasi berjalan secara adil.


"Satu fairness dalam berkompetisi tetap harus kita perjuangkan. Untuk apa kita bikin kompetisi?" jelas Surya.


Surya lalu menganalogikan kontestasi pemilu seperti ajang berburu. Berburu, sambung dia, lazimnya dilakukan di hutan. Bukan di kebun binatang.(medcom/*)

Bagikan:

Komentar