Musaffa' Safril, Ketua PW GP Ansor Provinsi Jawa Timur. (Dok/Istimewa). |
Safril menuturkan, Banser, sebagai pasukan inti dan garda terdepan Gerakan Pemuda Ansor, menjadi simbol keberanian tanpa batas. "Mereka menjalankan tugas melindungi ulama, agama, dan NKRI dengan dedikasi penuh, meskipun tanpa imbalan materi. Hidup dalam keterbatasan tidak pernah menjadi alasan untuk berhenti berjuang, " tandasnya.
Namun, perjuangan ini tidak lepas dari tantangan. Ketika seorang Banser gugur dalam tugas, keluarganya kerap menghadapi beban berat. " Di sinilah Esprit De Corps—Jiwa Korsa—memainkan peran penting. Solidaritas kepada keluarga mereka adalah tanggung jawab moral sekaligus strategi untuk menciptakan generasi penerus yang kuat dan bangga pada perjuangan Ansor, " bebernya.
Masih kata Safril, belajar dari militer, dukungan terhadap keluarga prajurit yang gugur memastikan anak-anak mereka tumbuh menjadi penerus yang tangguh. " Di Ansor, langkah ini bisa menjadi inspirasi nyata dalam mendukung keluarga Banser yang membutuhkan, "ungkapnya.
Untuk itu, PW Ansor Jawa Timur, melalui bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat, berkomitmen menjadikan budaya peduli sebagai bagian tak terpisahkan dari organisasi. Bantuan kepada keluarga Banser akan mencetak generasi yang tidak hanya mengenang jasa ayah mereka, tetapi juga menjadikan Ansor sebagai inspirasi perjuangan mereka. " Kelak, anak-anak yatim ini mungkin menjadi pemimpin, pengusaha, kiai, atau ilmuwan yang mengingat, “Ansor-lah yang pertama hadir di saat kami membutuhkan, " katanya.
" Jiwa Korsa bukan sekadar slogan, melainkan langkah nyata untuk menjaga semangat persaudaraan dan memperkuat ikatan dalam keluarga besar Ansor. Bersama, kita bisa menjadikan Ansor sebagai ladang pengabdian dan tempat membangun masa depan yang penuh keberkahan," pungkas kader muda NU asal Kabupaten Sumenep ini. (Had)
Komentar