|
Menu Close Menu

Sahroni, Antara Mimpi Calon Presiden

Jumat, 22 Januari 2021 | 12.28 WIB

 

Baliho Ahmad Sahroni Mimpi Jadi Presiden dipasang di Jalan Ranu Grati Kota Malang, Jumat (1/1/2021), Foto: Amanda Egatya/nusadaily.com


Oleh : Moch Eksan


Billboard Ahmad Sahroni di berbagai kota di Tanah Air, menimbulkan spekulasi politik baru. Tulisan "Mimpi Jadi Presiden, Mumpung Mimpi Masih Gratis Nggak Bayar", tersirat pesan bahwa ia mau running for president 2024.


Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Partai NasDem ini membantah bahwa baliho tersebut tak punya muatan politik apapun. Itu sekadar memotivasi generasi muda berani bermimpi setinggi-tinggi layak dirinya. Bila ditanya setelah berbagai kesuksesan di bisnis dan politik, ia memang menjawab, sekarang mimpinya jadi presiden. 


Tulisan pada Baliho itu, katanya hanya bercanda. Kendati termasuk candaan berat. Lelaki kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1977 ini menyadari bahwa dirinya bila dibandingkan dengan semua calon presiden lain, masih jauh.


Dalam berbagai survey, nama Sahroni belum muncul di antara nama-nama calon presiden yang beredar di masyarakat. Hal ini wajar, mengingat Bendahara Umum DPP Partai NasDem ini belum ada yang menggulirkan sebagai tokoh muda yang layak dicalonkan sebagai presiden. Ia mimpi di antara mimpi calon presiden yang berniat maju.


Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 23-26 Desember 2020, melakukan wawancara melalui telpon kepada 1202 responden, dan dari hasil survey belum ada calon presiden yang kuat. Ada 26 tokoh yang muncul. 10 besar di antaranya: Ganjar Pranowo (15,7 persen), Prabowo Subianto (14,9 persen), Anies Baswaden (11,0 persen), Sandiaga Uno (7,9 persen), Ridwan Kamil (7,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,1 persen), Tri Rismaharini (3,1 persen), Puan Maharani (1,7 persen), Gatot Nurmantyo (1,0 persen).


Sementara, pimpinan partai lain, seperti Golkar, NasDem, PKB, PKS, PAN, Perindo, Berkarya, PBB, di bawah nol persen. Padahal, pimpinan partai parlemen  pada Pileg 2019, perolehan suaranya pasti di atas parlemen threshold 4 persen, sebagaimana ketentuan UU Nomor 7 Tahun 2017.


Fenomena ini menarik, kecuali Partai Gerindra, suara pileg tak berbanding lurus dengan suara ketua umum partai. Bahkan, suara elektoral Airlangga Hartarto, 0,1 persen bila dibandingkan dengan suara Golkar 12,31 persen, A Muhaimin Iskandar, 0,3 persen bila dibandingkan dengan suara PKB 9,69 persen, Surya Paloh 0,1 persen bila dibandingkan dengan suara NasDem 9,05 persen, Sohibul Iman 0,0 persen bila dibandingkan dengan suara PKS 8,21 persen, Zulkifli Hasan 0,0 persen bila dibandingkan dengan suara PAN 6,84 persen, Hary Tanoesoedibjo 0,0 persen bila dibandingkan dengan suara Perindo 2,67 persen, Hutomo Mandala Putra 0,0 persen bila dibandingkan dengan suara Berkarya 2,09 persen, Yusril Ihza Mahendra 0,0 persen bila dibandingkan dengan suara PBB 0,79 persen.


Studi komperasi di atas, mendeskripsikan bahwa rerata perolehan suara partai berasal dari caleg, dan sumbangan pimpinan partai tak signifikan. Sumbangan partai pada suara pimpinan partai atau sumbangan pimpinan partai pada suara partai, belum bersifat timbal balik. Ketua umum partai yang ingin maju, harus berjuang sendiri, tak bisa mengandalkan suara partai yang sudah ada. Sebab, suara pileg satu hal, dan suara pilpres adalah hal lain.


Sistem pemilihan langsung presiden memang telah menguatkan presidensialisme dalam ketatanegaraan, namun melemahkan kaderisasi partai dalam kepemimpinan. Partai dipaksa mengusung figur calon yang dikehendaki rakyat berdasarkan opini publik untuk memenangkan pemilu. Sementara itu, kader internal yang berkeringat, tingkat elektabilitasnya kalah dalam berbagai jejak pendapat.


Sebuah pilihan dilematis, partai lama-kelamaan hanya berfungsi sebagai "kendaraan politik" daripada menjadi "kawah candradimuka" politisi negarawan. Padahal, peran dan fungsi partai sangat penting dan strategis dalam rekrutmen kepemimpinan. Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt bahkan mengatakan, partai merupakan pintu masuk demokrasi.


Jujur harus dikatakan, lemahnya kaderisasi partai, disebabkan oleh party ID yang rendah dan democracy's discontent (ketidakpuasan demokrasi) yang merambat pada dislike of the party (ketidaksukaan partai). Ketidaksukaan demokrasi kata Michael J Sandel dalam Democracy's Discontent: America in Search of a Public Philosophy, dilatarbelakangi oleh hilangnya komunalisme dan peran masyarakat sipil dalam pemerintahan.


Ketidaksukaan partai merupakan side effect dari kepercayaan rakyat pada partai tergolong terendah dari berbagai institusi negara dan politik yang ada. Terkait dengan ini, tiga lembaga survey terkemuka di Tanah Air, yaitu LSI, Indobarometer dan Charta Politika, menyebutkan angka 45,8 persen sampai dengan 53 persen.


Membaca mimpi Sahroni, sama halnya dengan membangunkan partai dan politisi bahwa kepemimpinan merupakan hak privillegenya. Partai sejatinya alat perjuangan para pengurus, kader dan simpatisan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan secara kontitusional dan institusional. Sebab, tanpa dukungan partai atau koalisi dalam memenuhi presidential threshold 20 persen kursi atau suara, "malaikat" sekalipun tak bisa mencalonkan diri, apalagi terpilih jadi presiden pasca Jokowi.


Manuver Sahroni mendobrak brigade opini, politisi Senayan juga layak dipertimbangkan sebagai calon presiden. Bukan melulu gubernur, menteri, pengusaha, tokoh agama atau masyarakat, anggota dewan biasa pun boleh juga bermimpi jadi presiden. Selagi bermimpi tak dilarang, bermimpi masih gratis dan tak perlu bayar.


Ditinjau dari berbagai segi, Sahroni dapat dijual sekaligus punya jualan. Di antaranya:  


Pertama, Sahroni adalah pengusaha sukses. Ia pengusaha pengisian bahan bakar minyak. Ia acapkali disebut Crazy Rich Tanjung Priok lantaran kekayaan dan kedermawanannya. Total  kekayaan menurut website KPK sejumlah Rp 208.076.995.945.


Kedua, Sahroni politisi sukses. Karir di NasDem dan Senayan terus menanjak. Semula Ketua Bidang Ekonomi Garda Pemuda NasDem (2013), merangkap Bendahara kemudian Ketua DPW Partai NasDem DKI Jakarta (2015-2016), kini Bendahara Umum DPP Partai NasDem (2019-sekarang). Ia semula anggota biasa (2014-2019), kini Wakil Ketua Komisi III (2019-2024). Ia berangkat dari Dapil DKI Jakarta III dengan perolehan suara meningkat. Pada 2014, memperoleh 60.683 suara, dan 2019 meningkat menjadi 73.938 suara.


Ketiga, Sahroni politisi pengusaha yang usianya masih relatif muda. Tampang serta tongkrongannya merupakan style anak muda. Penampilan selalu klimis dan hobinya supercar. Ia pernah menjadi Presiden Ferari Owners Club Indonesia (FOCI) periode 2011-2016, dan mengkoleksi puluhan mobil mewah, supercar dan moge. Kepemudaan pasti menjadi faktor magnitude khusus bagi pemilih berusia 17-30 tahun yang berjumlah 60 juta lebih atau setara 31 persen.


Keempat, Sahroni sesungguhnya sudah menjadi "mimpi" dari anak Indonesia. Seorang dari keluarga sederhana yang pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu, tukang cuci pirang, sopir, kini sukses sebagai pengusaha pengisian bahan bakar minyak sekaligus anggota dewan. Mimpi sukses dan terus bertambah sukses mengilhami jutaan orang bermimpi sukses pula. Mimpi jadi presiden Sahroni, pasti didorong oleh mimpi Indonesia.


Semua menyadari the power of the dream (kekuatan mimpi). Sahroni apalagi, memandang mimpi itu sebagai doa. Fenty Effendy penulis: Ahmad Sahroni, Anak Priok Meraih Mimpi, merasakan betul getaran kekuatan Sahroni meraih mimpinya dalam bisnis dan politik. Ia berhasil meraih mimpi-mimpi tersebut. Semua sebab kekuatan mimpi itu sendiri sebagai sumber motivasi, energi, dan jalan meraih keberhasilan hidup.


Mimpi Sahroni mengingatkan pada sebuah lirik lagu berjudul The Power of The Dream yang dinyanyikan oleh Celine Dion. Lirik itu sebagai berikut:


Deep within each heart

Jauh di lubuk hati setiap insan

There lies a magic spark

Ada sebuah percik ajaib

That lights the fire of our imagination

Yang nyalakan bara imajinasi kita

And since the dawn of man

Dan sejak mula manusia

The strenght of just "I can"

Kekuatan dari kalimat "aku bisa"

Has brought together people of all nations

Tlah satukan orang-orang dari seluruh penjuru dunia


There's nothing ordinary

Tiada yang biasa-biasa

In the living of each day

Dalam hidup sehari-hari

There's a special part

Ada sebuah peran istimewa

Every one of us will play

Yang setiap kita akan lakoni


CHORUS 1

Feel the flame forever burn

Rasakan bara terus menyala

Teaching lessons we must learn

Ajarkan pelajaran yang harus kita pelajari

To bring us closer to the power of the dream

Dekatkan kita pada kekuatan impian

As the world gives us its best

Saat dunia berikan kita yang terbaik

To stand apart from all the rest

Untuk berbeda dari yang lain

It is the power of the dream that brings us here

Kekuatan impianlah yang membawa kita ke sini.


Your mind will take you far

Pikiranmu 'kan membawamu jauh

The rest is just pure heart

Yang lain hanyalah hati yang murni

You'll find your fate is all your own creation

Kau kan dapati bahwa nasibmu adalah ciptaanmu sendiri

Every boy and girl

Setiap anak laki-laki dan perempuan

As they come into this world

Saat mereka hadir di dunia ini

They bring the gift of hope and inspiration

Mereka membawa kado harapan dan inspirasi


CHORUS 2

Feel the flame forever burn

Rasakan bara terus menyala

Teaching lessons we must learn

Ajarkan pelajaran yang harus kita pelajari

To bring us closer to the power of the dream

Dekatkan kita pada kekuatan impian

The world unites in hope and peace

Dunia bersatu dalam asa dan kedamaian

We pray that it will always be

Kita berdoa semoga kan selalu begini

It is the power of the dream that brings us here

Kekuatan impianlah yang membawa kita ke sini.


There's so much strength in all of us

Ada begitu banyak kekuatan dalam diri kita

Every woman child and man

Tiap perempuan, anak-anak dan laki-laki

It's the moment that you think you can't

Inilah saat yang kau pikir kau tak mampu

You'll discover that you can

Kau kan temukan bahwa kau bisa


CHORUS 2 (2x)

The power of the dream

Kekuatan impian

The faith in things unseen

Keyakinan pada hal-hal yang tak terlihat

The courage to embrace your fear

Nyali tuk mendekap ketakutanmu

No matter where you are

Dimanapun kau berada

To reach for your own star

Tuk menggapai bintangmu

To realize the power of the dream

Tuk wujudkan kekuatan impian


Moch Eksan, Pendiri Eksan Institute.

Bagikan:

Komentar