|
Menu Close Menu

Fenomena Haji : Sampah dan Kampanye Green Hajj

Selasa, 18 Juni 2024 | 23.14 WIB


Oleh : H. Affan Rangkuti*) 


Lensajatim.id, Opini- Fenomena sampah selama musim haji adalah isu yang kian mendesak untuk diatasi. Dengan 241 ribu jemaah haji Indonesia yang tinggal rata-rata 25 hari di Makkah, jumlah sampah yang dihasilkan sangat besar. Jika setiap jemaah menghasilkan sekitar 12 kilogram sampah per hari, maka total sampah mencapai 300 kilogram per jemaah. Ini berarti 72,3 juta kilogram atau 72.300 ton sampah dihasilkan oleh seluruh jemaah Indonesia selama musim haji. Biaya pengelolaan sampah ini, dengan asumsi biaya tipping fee sebesar IDR 500.000 per ton, mencapai IDR 36.150.000.000 atau sekitar SAR 9.037.500. Angka ini sangat besar dan menuntut solusi yang efektif dan berkelanjutan.


Analisis sederhana ini menunjukkan betapa besar tantangan finansial dalam pengelolaan sampah selama musim haji. Total biaya sebesar IDR 36 miliar bukan hanya beban finansial, tetapi juga cerminan dari skala masalah lingkungan yang dihadapi. Jumlah ini bisa digunakan untuk banyak hal, dari meningkatkan fasilitas hingga menjalankan program-program pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.


Melihat besarnya dampak ekonomi dan lingkungan, inisiatif seperti Kampanye Green Hajj menjadi sangat relevan. Kampanye ini dapat mencakup beberapa langkah strategis:


Edukasi kepada jemaah haji tentang pentingnya pengelolaan sampah dan praktik-praktik ramah lingkungan dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Kesadaran ini bisa dimulai sebelum keberangkatan melalui seminar dan materi edukasi.


Mendorong penggunaan produk yang dapat digunakan kembali seperti botol minum dan tas kain dapat secara signifikan mengurangi sampah plastik. Pemerintah dan penyelenggara haji bisa menyediakan atau mensubsidi produk-produk ini.


Mengembangkan sistem daur ulang yang efisien di lokasi haji dan memanfaatkan teknologi untuk pemrosesan sampah dapat membantu mengurangi volume sampah. Kerjasama dengan perusahaan daur ulang bisa menjadi bagian dari solusi.


Memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan pesan-pesan kampanye Green Hajj. Konten yang menarik dan informatif bisa menjangkau jemaah lebih luas dan efektif.


Mengingat banyaknya negara yang mengirimkan jemaah haji, kerjasama internasional dalam pengelolaan sampah bisa memperkuat kampanye ini. Pertukaran teknologi, pengetahuan, dan praktik terbaik antar negara dapat membantu menciptakan sistem yang lebih baik.


Fenomena sampah selama musim haji memerlukan perhatian serius. Dengan 72.300 ton sampah yang dihasilkan oleh 241 ribu jemaah haji Indonesia dan biaya pengelolaan yang mencapai IDR 36 miliar, langkah-langkah strategis dan berkelanjutan sangat diperlukan. Kampanye Green Hajj adalah solusi yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menghemat biaya pengelolaan. Edukasi, penggunaan produk ramah lingkungan, sistem daur ulang yang efektif, kampanye digital, dan kerjasama internasional adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk menciptakan ibadah haji yang lebih hijau dan berkelanjutan.


Penulis adalah Kepala Sektor 2 Madinah PPIH Arab Saudi 2024 *) 

Bagikan:

Komentar